NUNUKAN – Pelaksanaan Festival Crossborder Nunukan sudah dekat. Event yang akan dilangsungkan di GOR Dwikora, Nunukan, akan dihelat 27-28 April. Kalian yang ingin berkunjung, ada baiknya mampir ke Desa Adat Krayan. Dan dapatkan pengalaman baru dari Bumi Kalimantan.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung mengatakan, Nunukan menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Apalagi semuanya berbalut dengan kuatnya budaya masyarakatnya. Salah satunya Krayan yang merupakan daerah yang masih memegang kuat adat istiadat.
“Di Krayan itu yang tinggal masyarakat adat, jadi kulturnya kelihatan sekali dan sangat menarik. Ini potensi yang bisa menarik wisatawan. Apalagi sebentar lagi akan dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Krayan,” kata Adella, Jumat (19/4).
Kecamatan yang dihuni oleh sekitar 12 ribu jiwa tersebut didominasi masyarakat adat Dayak Lundayeh. Mereka masih memegang teguh dan menjalankan aturan adat. Berbagai upacara adat pun terus dilestarikan masyarakatnya, seperti upacara Irau Rayeh Lundayeh. Sebuah upacara atau pesta besar sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Dayak Lundayeh.
Bukan itu saja wilayah ini pun masih dikelilingi hutan dan perbukitan yang masih perawan. Masyarakat adatnya masih sangat menjaga hubungan mereka dengan alam. Wisatawan yang datang bisa menikmati alam dengan menjelajah hutan atau mendaki gunung.
Uniknya di Krayan garam tidak dihasilkan dari laut, melainkan dari atas gunung. Garam ini diperoleh dari beberapa sumur yang airnya mengandung garam di Krayan. Krayan pun merupakan penghasil beras organik ternama. Beras dari Krayan sering disebut beras Adan Krayan.
Sistem bercocok tanam padi jenis beras adan Krayan sama sekali tidak menggunakan bahan kimia ataupun pestisida semuanya menggunakan bahan alam lokal seperti penggunaan pupuk berasal dari kotoran hewan kerbau.
Jenis beras Adan Krayan ini sudah sangat terkenal ke negara tetangga Malaysia dan Brunai. Hal ini disebabkan beras Adan memiliki cita rasa berbeda dengan beras biasa. Berasnya pun pulen juga sangat wangi. Bahkan beras Adan merupakan beras favorit Sultan Brunai, Sultan Hassanal Bolkiah.
“Potensinya sangat luar biasa. Makanya kami terus menggelar berbagai event di Nunukan. Sehingga potensi ini semakin terpancar ke luar. Sehingga nantinya pergerakan perekonomiannya semakin kencang ditopang sektor pariwisata,” ucap Adella.
Sementara itu Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono menuturkan, upaya peningkatan sektor pariwisata juga disokong dengan berbagai program lainnya. Dan semuanya melibatkan seluruh stakeholder yang ada. Seperti halnya upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. Misalnya dengan pemberian pelatihan pengelolaan homestay dan kursus bahasa asing. Selain itu juga mendorong daerah membuat sejumlah desa menjadi desa wisata.
Hal ini akan mendorong masing-masing desa untuk mengembangkan wisatanya, misalnya dengan penyediaan pakaian adat atau keikutsertaan dalam event-event budaya.
“Kita ada KUR pariwisata atau dana desa yang bisa digunakan untuk membangun desa wisata. Ini yang terus kita sosialisasikan ke daerah sehingga pariwisatanya makin berkembang,” ujarnya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun terus mendukung penguatan sektor pariwisata di perbatasan. Karena terbukti jika potensi wisata di perbatasan Indonesia sangat luar biasa.
“Silahkan buktikan sendiri. Makanya selesai menyaksikan Festival Crossborder Nunukan sempatkan diri mengunjungi berbagai destinasi yang ada. Sudah pasti akan terpukau,” kata Menpar.(*)