TANJUNG BALAI KARIMUN – Festival Barongsai 2019 langsung menunjukan tajinya, 26-27 April. Usai direlease Jumat (27/4) malam, edisi ke-3 Festival Barongsai Karimun sukses memantik arus pengunjung. Tancap gas memburu total hadiah Rp80 Juta, dominasi pun langsung ditunjukan tim-tim asing.
Festival Barongsai 2019 digelar lebih meriah. Eventnya berlokasi Panggung Rakyat Puteri Kemuning, Coastal Area, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri). Menampilkan 14 tim yang terbagi dalam 2 hari kompetisi, 50% slot diisi kontestan asal Malaysia (4 tim) dan Singapura (3 tim). Komposisi tersebut mampu menarik pengunjung hingga 2.500 orang.
Pergerakan pengunjung pada hari pertama, Jumat (27/4), pun surplus 1.500 dari periode serupa Festival Barongsai 2017. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tanjung Balai Karimun Zamri mengatakan, Festival Barongsai 2019 menjadi media branding ideal. Sebab, event ini selalu dibanjiri pengunjung baik domestik maupun mancanegara.
“Festival Barongsai 2019 menjadi momentum terbaik untuk promosi pariwisata Karimun. Sebab, festival ini selalu menarik minat kunjungan wisatawan khususnya Singapura dan Malaysia. Kami juga memakai Festival Barongsai sebagai media pelestari budaya. Secara khusus, kami mengucapkan terima kasih pada Kemenpar atas dukungannya sejak edisi 1 festival,” kata Zamri, Jumat (27/4).
Ritual opening Festival Barongsai ditandai dengan Tari Persembahan. Berikutnya, kompetisi 7 tim pun langsung dihelat. Hari pertama festival menampilkan masing-masing 3 tim asal Indonesia dan Malaysia, lalu 1 slot diisi kontestan Singapura. Pembukanya Tim Pertumbuhan Tarian Singa Thai Hing Nam Wah asal Johor, Malaysia. Tema aksinya ‘Sang Singa Menemukan Sumber Aroma Wangi di Gunung’.
Tim tersebut membukukan catatan sempurna. Oleh juri, mereka dinilai tanpa melakukan kesalahan dan diganjar skor 8,63. Pada Festival Barongsai 2019, total ada 6 Juri. Untuk Juri Ketua dari Jawa Barat. Posisi masing-masing 1 Juri Sisi berasal dari DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan Riau. Lalu, 2 Juri Sisi lain berasal dari Banten. Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar menjelaskan, pergerakan pengunjung positif.
“Pergerakan pengunjung di hari pertama event positif. Hal ini tentu menjadi awalan yang menjanjikan. Apalagi, Festival Barongsai menjadi hak patennya Karimun. Dengan banyaknya peserta asing, otomatis menambah semarak event. Persaingan lebih ketat, disamping pergerakan wismannya semakin bagus,” jelas Buralimar.
Adrenalin persaingan edisi 3 Festival Barongsai pun menjanjikan. Status papan atas klasemen sementara dihuni tim Singapura dan Malaysia. Pemuncaknya yaitu, Hoon Hong asal Singapura. Menampilkan tema ‘Barongsai Mabok Anggur’, Hoon Hong meraup angka 8,66. Mereka tanpa melakukan kesalahan hingga tidak dikenakan pengurangan nilai.
Hoon Hong membagi alur cerita menjadi 3 babak. Pembukanya spesial berupa lompatan 360 derajat dan 180 derajat. Babak pertengahan diisi aksi duduk di atas kepala dan Barongsai mulai mabok. Endingnya berupa gerakan lincah duduk di atas kepala 360 derajat. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengungkapkan, aksi Barongsai menjadi daya tarik utama.
“Aksi Barongsai menjadi daya tarik bagi pengunjung. Gerakannya selalu menarik dan dinamis, apalagi ada alur ceritanya. Dengan potensi pengunjung besar di hari pertama, kami optimistis arus wismannya juga sangat positif. Sebab, jumlah wisman dari slot peserta asing saja sudah kompetitif,” ungkap Rizki.
Posisi terbaik koneksi lokal sementara dipegang Bintan Dragon & Lion Athletic Association. Tim asal Tanjung Pinang, Kepri, tersebut mengantongi point 8,48. Angka tersebut diberikan setelah dilakukan pemotongan niai 0,1. Imbas posisi kurang sempurna dari gerakan naik paha. Secara konten, mereka kompetitif mengusung tema ‘Perangkap Babi dan Sayur Hijau Segar’.
“Penyelenggaraan event hari pertama ini sukses. Anemo besar diperlihatkan oleh publik pada festival tersebut. Pergerakannya pasti akan terus positif. Penambahan slot peserta asing membuat kompetisinya semakin menarik. Experience yang ditawarkan tentunya jauh lebih berwarna,” terang Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.
Catatan rivalitas harus diberikan bagi tim tuan rumah ZYG. Tim asal Karimun tersebut hanya mampu mendulang angka 7,35. Mereka banyak melakukan kesalahan atas tema ‘Mendapatkan Arak di Seberang Sunga’. Total mendapatkan pengurangan 1 point. Beberapa kesalahan yang dilakukan 2 error kecil, stick tambur lepas, dan gerakannya sempat terpeleset.
“Masih ada persaingan hari ke-2 dan ini dijamin seru. Sebab, penentuan juara sudah kelihatan di situ. Publik pasti penasaran tim mana yang tampil sebagai juara. Apalagi, porsi hadiah yang diberikan sangat menarik,” tegas Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang.
Memasuki tahun ke-3, Festival Barongsai memberikan total hadiah Rp80 Juta. Status juara diganjar uang Rp25 Juta, lalu Rp20 Juta bagi runner up. Posisi ke-3 dihargai Rp17 Juta. Festival Barongsai 2019 ini tetap menyediakan hadiah Rp7 Juta bagi harapan 1. Posisi harapan 2 diganjar Rp6 Juta, lalu harapan 3 diberi uang Rp5 juta. Jumlah hadiah ini naik signifikan. Juara Festival Barongsai 2018 dihadiahi Rp10 Juta.
“Seiring banyaknya perbaikan, Festival Barongsai 2019 memberi input pergerakan pengunjung positif. Adrenalin persaingannya memang lebih kuat saat ini. Kami optimistis, Festival Barongsai akan menjadi magnet potensial penarik kunjungan wisman. Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitas di Karimun sangat bagus,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)