JAKARTA– Bandara Soekarno – Hatta semakin nyaman saja untuk wisatawan. Terlebih, sejumlah fasilitas baru telah diresmikan, Jumat (5/4), oleh Menteri BUMN. Tidak hanya itu, bandara terbesar di Indonesia itu juga akan memiliki fasilitas baru. Ditandai dengan dilakukannya ground breaking.
Sejumlah fasilitas yang diresmikan Menteri BUMN Rini M. Soemarno adalah Stasiun Kereta Bandara, Stasiun Kalayang/Skytrain di Terminal 1, 2, 3 serta Stasiun Skytrain Terpadu yang terintegrasi dengan Stasiun Kereta Bandara.
Rini juga meresmikan Depo Skytrain, Airport Operation Command Center (AOCC), Sub Gardu Induk Tegangan Tinggi 150 KV, serta Power Station 2 dan 3.
“Saya sangat bangga direksi Angkasa Pura II. Karena berani dan agresif mau menginvestasikan untuk pengembangan Bandara Soekarno-Hatta. Yang saya tahu untuk proyek-proyek ini sebesar Rp 9 triliun seluruhnya,” ujar Menteri BUMN Rini M. Soemarno.
Stasiun Kereta Bandara dioperasikan sejak awal 2018 dan hingga kini melayani operasional kereta bandara dari Soekarno-Hatta menuju Stasiun Batu Ceper, Duri, BNI City, hingga ke Bekasi.
Minat masyarakat memilih kereta bandara semakin meningkat seiring dengan ketepatan dan kecepatan. Waktu tempuhnya hanya sekitar 45 menit menuju bandara dari Stasiun BNI City. Serta, semakin banyaknya stasiun yang dilayani. Dalam waktu dekat, kereta bandara juga akan melayani keberangkatan dari Stasiun Manggarai.
Sementara itu, Skytrain beroperasi sejak 2017 guna mempermudah perpindahan penumpang pesawat ke Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 dan Stasiun Kereta Bandara. Operasional Skytrain dilengkapi stasiun yang berada di masing-masing titik tersebut, serta juga terdapat depo sebagai tempat perawatan rutin kereta.
Sedangkan Airport Operation Command Center (AOCC) adalah pos komando terintegrasi yang memantau operasional bandara. AOCC merupakan kolaborasi antara PT Angkasa Pura II selaku airport operator, airline operator, air navigation, dan authorities seperti Karantina, Bea Cukai, Imigrasi, Kepolisian dan sebagainya.
Salah satu hasil dari adanya AOCC adalah tingginya tingkat ketepatan waktu (on time performance/OTP) keberangkatan maskapai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mencapai hampir 94% pada Februari 2019 berdasarkan riset dari OAG.
“Saya bangga dengan kinerja direksi AP II selama 4 tahun ini. Saya yakin, bukan saya saja, tapi secara internasional Bandara Soekarno-Hatta mendapat banyak pengakuan dunia,” tambahnya.
Menteri BUMN juga meresmikan Sub Gardu Induk Tegangan Tinggi, serta Power Station 2 dan 3, yang memastikan kehandalan kelistrikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Saya yakin Bandara Soekarno-Hatta dapat menjadi salah satu bandara terbaik dan teramai di dunia,” ujar Menteri Rini.
Sedangkan Direkut Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menjelaskan mengenai sejumlah proyek baru yang sedang dibangun.
Seperti, Integrated building. Menurutnya, Integrated building akan memiliki konsep untuk penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) serta menjadi pusat pelayanan angkutan moda terpadu.
Di bangunan itu akan terdapat hotel, perkantoran, pusat perbelanjaan serta mengintegrasikan moda transportasi publik yang kereta, bus, hingga taksi.
Kemudian, revitalisasi Terminal 1C dan 2F guna meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi penumpang pesawat. Revitalisasi seluruh Terminal 1 dan 2 nantinya akan membuat kapasitas meningkat dari saat ini masing-masing 9 juta penumpang menjadi masing-masing 18 juta penumpang.
Lalu proyek fly over yang berlangsung merupakan upaya untuk mengurai kepadatan di jalan akses Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan wilayah sekitar yakni Rawa Bokor.
“Angkasa Pura II tidak berhenti mengembangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta meski saat ini sudah sejajar dengan bandara berkelas dunia lainnya. Kami berupaya agar pelayanan dan fasilitas dapat semakin baik,” jelas Awaluddin.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan acungan jempol kepada Angkasa Pura II. Karena tidak pernah berhenti melakukan inovasi terhadap Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Bandara adalah wajah sebuah negara. Buat Indonesia, wajah itu tercermin dari Bandara Soekarno-Hatta. Karena bandara ini adalah yang terbesar. Serta menjadi pintu masuk utama para wisatawan ke Indonesia,” paparnya.
Menpar juga mengucapkan terima kasih kepada Angkasa Pura II. Karena, telah menjadikan Bandara Soetta sebagai gerbang pariwisata. Bahkan, membuat Terminal 3 menjadi destinasi digital baru.
“Sekarang (Terminal 3) disempurnakan oleh Pak Awal jadi destinasi digital, atau destinasi yang indah di kamera,” sambungnya.
Menpar juga berharap Angkasa Pura II mendukung realisasi target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman). Menurutnya, angka tersebut tidak akan tercapai apabila Indonesia tidak memiliki Low-cost carrierterminal (LCCT) di Bandara Soetta.
Oleh karenanya, ia menekankan pentingnya LCCT hadir dan dapat segera beroperasi untuk menunjang target kunjungan wisman tersebut.
“Yang paling penting di sini LCCT sebagai salah satu dari 9 program Kemenpar adalah beroperasinya LCCT. Angka 20 juta wisman tidak akan bisa tercapai kalau tidak ada LCCT,” kata Arief.
Lebih lanjut Menpar Arief menjelaskan, betapa pentingnya meningkatkan kunjungan wisman yang menggunakan maskapai bertarif rendah atau LCC (Low cost carrier). Terlebih devisa negara dari sektor pariwisata sangatlah tinggi.
“Untuk tumbuh, kita tidak bisa pakai full service carrier. Jangan menggunakan kendaraan yang salah. Kendaraan yang benar adalah LCC. Indonesia bukan market leader,” jelasnya.(*)