Papua Perkenalkan Tenun Ikat di Festival Crossborder Keerom 2019

KEEROM – Papua memanfaatkan Festival Crossborder Keerom 2019 untuk memperkenalkan tenun ikat mereka. Tenun Ikat Motif Papua menambah daftar ikon Bumi Cenderawasih. Selama ini, Papua identik dengan noken, ukiran, lukisan kulit kayu, juga batik.

“Papua memiliki kain tenun ikatnya sendiri. Kami sengaja mengembangkan tenun dengan khas Papua karena tertarik. Tenun sangat bagus dan Papua memiliki obyek eksotis yang bisa dikembangkan sebagai motif. Mungkin Tenun Ikat Motif Papua jadi satu-satunya di sini. Sebab, Papua awalnya tidak identik dengan tenun,” ungkap Pengrajin Tenun Ikat Motif Papua Maria Nonante, Sabtu (4/5).

Tenun Ikat Motif Papua mengambil kiblat ke Flores, Nusa Tenggara Timur. Flores sendiri memiliki beragam motif dan karakter menurut daerahnya. Beberapa daerah penghasil tenun ikat adalah Maumere, Sikka, Ende, Manggarai, Ngada, Nege Keo, Lio, dan Lembata. Keragaman corak juga warna sebagai representasi simbol etnis, adat, bahkan religi.

Tenun ikat asal Sikka misalnya, warnanya identik gelap. Motifnya khas Okukirei sebagai gambaran dari nenek moyang sebagai pelaut ulung. Ada motif bunga yang khusus dikenakan kerabat Kerajaan Sikka. Kekhasan lain ditunjukan tenun ikat asal Ende. Motifnya satu dalam bidang di tengah kain. Berbeda lagi tenun asal Lio dengan motif langka Omembulu Telu (Tiga Emas).

“Benang dan pewarnanya masih dari Flores. Dasar Tenun Ikat Motif Papua juga diambil dari Flores. Tapi, kami kembangkan sendiri motif-motinya. Ada sedikit kesamaan dalam obyek yang diambil sebagai motif, seperti burung. Namun, kami tetap memiliki kekhasannya sendiri. Dengan motif Papua yang kuat, kami bahkan sudah memberikan pelatihan di Biak selama 1 bulan,” tegas Maria.

Tenun Ikat Motif Papua memiliki 2 corak. Ada motif Tifa dan Cenderawasih. Keduanya lekat dengan budaya dan keseharian masyarakat Papua. Tifa sejatinya alat musik yang terbuat dari kayu dengan lubang di tengahnya. Pada salah satu sisinya ditutup dengan kulit. Secara garis besar, Tifa terdiri dari Jekir, dasar, Potong, Jekir Potong, dan Bas.

Untuk Cenderawasih, Burung Surga memang menjadi identitas Papua. Rimbunnya belantara Papua merupakan habitat nyaman bagi Cenderawasih. Spesies burung ini banyak, dan terbagi dalam sedikitnya 14 genus. Sebut saja genus Paradisaea yang memiliki 7 spesies. Spesies dari genus ini seperti, Paradisaea Minor, Apoda, Raggiana, Decora, Rubra, Rudolphi, hingga Guilielmi.

“Mengembangkan tenun ikatnya sendiri tentu bagus bagi Keerom bahkan Papua. Kekayaan dan potensi di sana akan semakin banyak. Tenun Ikat Motif Papua tentu menjadi daya tarik terbaik bagi wisatawan. Dengan kekhasannya, tenun ikat ini otomatis menjadi cenderamata terbaik dari Papua,” jelas Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.

Tenun Ikat Motif Papua pun menawarkan beragam warna. Untuk warna dasarnya seperti Kuning, Oranye, Hitam, dan Merah. Nantinya warna dasar akan dibuat indah melalui gradasi variasinya. Produk Tenun Ikat Motif Papua yang ditawarkan berupa kain dan selendang. Ricky pun menambahkan, produk tersebut telah memperkaya khazanah tenun ikat nusantara.

“Indonesia rumahnya tenun ikat. Setiap daerah memiliki dan mengembangkan tenun ikatnya masing-masing. Dan, kini tenun ikat muncul di Keerom, Papua. Dengan keberagaman ini semakin menegaskan status Indonesia sebagai destinasi terbaik dunia. Ada banyak experience yang ditawarkan setiap daerah,” tegas Ricky lagi.

Tenun Ikat Motif Papua dibanderol dengan harga kompetitif. Ebab, proses pembuatannya memakan waktu sampai 3 bulan. Dalam sekali produksi para pengrajin bisa menghasilkan 3 lembar kain sekaligus. Dengan panjang standard 1,5 meter, kain tenun ikat ini dibanderol Rp1,5 Juta per pax. Untuk selendangnya hanya Rp500 Ribu per pax.

“Kreativitas menghasilkan value ekonomi besar. Serupa upaya pengembangan Tenun Ikat Motif Papua. Selain menjadi fenomena baru dari Papua, tenun ikat memiliki nilai komersiil yang positif. Apalagi, bila diimbangi dengan arus wisatawan besar menuju Keerom. Untuk itu, Kemenpar terus mendorong daerah dengan beragam event terbaik,” papar Kabid Area IV Pemasaran I Regional III Syukurni.

Bila penasaran dengan eksotisnya Tenun Ikat Motif Papua, silahkan datang ke Keerom. Rumah kreatif Tenun Ikat Motif Papua berada di Jalur 5 Barat, Arso 2, Keerom, Papua. Untuk pemesanan online juga informasi lainnya bisa menghubungi nomor 082199391310 (Maria Nonante). Dengan potensinya, Tenun Ikat Motif Papua tersebut sudah 2 kali mengikuti pameran industri kreatif di Jayapura.

“Papua luar biasa. Alam, budaya, dan manmade-nya merupakan yang terbaik. Mengembangkan tenun ikat tentu sangat positif. Pasar tenun ikat sangat menjanjikan. Nilai komersiil bisnisnya tinggi. Sekarang yang diperlukan Tenun Ikat Motif Papua adalah memperkuat brandingnya. Silahkan gunakan berbagai media sosial yang ada,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. (*)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>