ATAMBUA – Puncak perhelatan Festival Fulan Fehan 2019 akan berlangsung 28 Oktober mendatang. Event ini akan berlangsung di Padang Sabana Fulan Fehan, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Festival ini mengangkat tema Musikal Rai Belu.
Menurut Bupati Belu Willybrodus Lay puncak Festival Fulan Fehan digelar bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
“Rangkaian kegiatan Festival Fulan Fehan berlangsung di dua tempat. Ada di Plaza Perizinan Atambua dan Padang Fulan Fehan. Festival diisi dengan beberapa kegiatan. Seperti Fiesta Timoresia pada Jumat (25/10), Acara Belu Beraksi pada Sabtu (26/10), dan Belu Colour Creation pada Minggu (27/10), serta acara puncak Festival Fulan Fehan pada Senin (28/10),” ungkap Bupati Lay, panggilan akrab Bupati Belu, Sabtu (26/10).
Menurutnya, pada puncak kegiatan Pagelaran Musikal Rai Belu akan tampil sebanyak 1.500 penari Likurai. Terdiri dari kalangan pelajar dan umum sanggar binaan Dinas P dan K Belu. Sebagai koregrafer adalah Eko Supriyanto dan Tim ISI Surakarta
“Ribuan penari ini akan menggetarkan Padang Sabana Fulan Fehan,” lanjutnya
Terkait Tema Musikal Rai Belu, Bupati menjelaskan jika pihaknya ingin menampilkan tarian dan musik tradisional yang telah hidup bersama masyarakat.
“Melalui Festival Fulan Fehan ini kami mengangkat tema Musikal Rai Belu yang hingga saat ini cenderung dilupakan oleh masyarakat, sehingga kami ingin mengangkatnya kembali dan mengajak seluruh masyarakat Rai Belu untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belu dan memperkenalkan budaya belu ke dunia internasional. ,” ujar Bupati Lay.
Selain itu juga penampilan penari asal Negara Timor Leste yang akan membawakan tarian Klibur kultura loro oan, aprezenta danca historical baluk rai Timor Leste dan husi tempu portugues ba to’o ukun aan.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan bahwa Festival Fulan Fehan 2019 memang memiliki daya tarik tersendiri.
“Atraksi ini kembali mengangkat Padang Sabana Fulan Fehan. Even bersakala nasional ini sangat menarik dan bisa mendatangkan wisatawan melalui cross border,” ujar Ricky
Wisatawan khususnya yang datang dari negara tetangga Timor Leste akan sangat menikmati daya tarik wisata di wilayah border tourism ini
“Kuncinya adalah seni-budaya, musik, dan kuliner ini untuk menggaet pasar negara tetangga. Apalagi, warga Timor Leste bisa masuk ke Indonesia dengan menggunakan bebas visa kunjungan (BVK) sehingga warga Timor Leste bisa membelanjakan uangnya di NTT,” sambungnya
Sementara itu, Ketua Pelaksana Calendar of Event (CoE) 2019 Kemenpar Esthy Reko Astuti sangat senang karena event ini tetap menggunakan koreografer tingkat nasional.
“Koreografer sekelas Eko Nugroho (Eko Pece) kembali membuat acara ini lebih istimewa, Eko adalah sosok yang sukses dalam pembukaan dan penutupan Asian Games 2018. Tinggal kita dukung untuk mempromosikan even yang sudah masuk sebagai ‘100 Wonderful Event CoE 2018,” tuturnya.(***)