JAKARTA – Festival Crossborder Badau 2019 sebentar lagi digelar. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk mengoptimalkan festival tersebut. Salah satunya dengan menggelar Rapat Teknis Festival Crossborder Badau 2019. Agenda ini akan dilaksanakan di Kantor PLBN Nanga Badau Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, 24 April 2019.
“Kami ingin menyamakan persepsi dengan seluruh stakeholder sehingga Festival Crossborder Badau 2019 berjalan dengan sukses. Termasuk juga pematangan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Kalau Pak Menpar Arief Yahya bilang Indonesia Incorporated,” ujar Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung, Selasa (23/4).
Menurut Adella, rapat ini akan melibatkan banyak pihak. Baik itu imigrasi, Pemda, serta keamanan. Bukan itu saja. Berabagai pihak terkait dari Malaysia pun ikut dilibatkan. Hal ini dilakukan untuk semakin menambah daya dobrak festival ini. Seperti Chief Imigration Lubuk Antu, Chief of Custom Diraja Malaysia Bahagian Lubuk Antu, Chief Police Diraja Malaysia Bahagian Lubuk Antu, Chief Jabatan Pengangkutan Jalan Bahagian Lubu Antu, Distrik Oficer Daerah Lubuk Antu, hingga Quarantine Lubuk Antu.
“Kami harap dengan rapat teknis ini akan memberikan gambaran terhadap festival yang akan dilangsungkan. Dengan itu semua pihak dapat mendukung dan menyukseskan festival ini. Imbasnya tentu lebih banyak lagi wisatawan yang datang serta berwisata di Kalimantan Barat,” pungkas Adella.
Menurut Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono, Festival Crossborder Badau bukan hanya sekedar atraksi wisata. Tetapi juga menjadi cara untuk mendorong peningkatan sektor pariwisata di perbatasan. Dengan itu maka laju perekonomian di perbatasan diharapkan juga makin cepat berkembang.
“Pariwisata menjadi cara cepat dalam meningkatkan sektor perekonomian karena memberikan multiplier efek bagi sektor lainnya. Ini yang kita harapkan sehingga laju perekonomian di kawasan terluar Indonesia makin berkembang,” ucap Sapto.
Rapat Teknis ini pun mendapat dukungan penuh dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menurut Menpar langkah menyamakan persepsi dalam membangun wilayah perbatasan dilakukan. Karena kedekatan teritorial, budaya dan kekerabatan menjadi modal kuat dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat di perbatasan. Ini menjadi salah satu Nawacita Presiden Joko Widodo. Apalagi pariwisata juga telah ditetapkan sebagai core ekonomi bangsa oleh presiden.
“Kemenpar telah menetapkan bahwa border area menjadi prioritas dalam pembangunan pariwisata. Karena lintas border mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan dan pembangunan baik di bidang ekonomi, sosial, serta budaya. Maka itu presiden pun sedari awal bergerak membangun infrasturtur secara masif di perbatasan. Karena perlu disadari wilayah perbatasan adalah beranda negara,” kata Menpar Arief Yahya.(*)