NATUNA – Event Sail to Natuna 2019 akan dimanfaatkan untuk mengenalkan Natuna. Sebab, salah satu agendanya adalah City Tour. Beberapa tempat wisata atau destinasi menarik akan dikunjungi. Di sektor pariwisata, Natuna memang menyimpan banyak potensi yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Natuna, Hardiansyah mengatakan, beberapa destinasi yang layak dikunjungi antara lain Batu Sindu, Pulau Senua, Masjid Agung Natuna, dan Alif Stone Park. Semua menyimpan keindahan dan daya tarik masing-masing.
“Batu Sindu adalah nama kawasan pantai yang banyak dipenuhi dengan batu-batuan granit dengan berbagai bentuk dan ukuran. Menikmati kawasan Batu Sindu paling menarik adalah lewat menara mercusuar yang ada di sekitar lokasi. Batu Sindu menyimpan potensi wisata yang sangat besar dan menunggu untuk segera dikembangkan,” ujarnya, Kamis (30/5).
Untuk Pulau Senua, kawasan ini adalah tempat sempurna bagi traveler yang mencari lanskap alam pantai nan eksotis. Perairan Pulau Senua dikenal penuh dengan terumbu karang yang tumbuh subur. Di dalamnya hidup berbagai macam biota laut. Di samping itu, pulau ini juga terkait erat dengan legenda masyarakat. Konon, Pulau Senua adalah jelmaan dari seorang perempuan hamil. Kata Senua sendiri dalam bahasa setempat memiliki arti wanita yang berbadan dua.
Selanjutnya, Masjid Agung Natuna adalah masjid megah dan terbesar yang ada di Kepulauan Riau. Masjid ini dibangun tahun 2007 dan baru selesai 2 tahun berikutnya. Lokasinya cukup mudah ditemukan, karena terletak di kompleks Gerbang Utaraku yang menjadi kawasan pusat pemerintahan dan bisnis.
“Bagi umat muslim, kurang afdol ke Natuna kalau tidak singgah dan beribadah ke masjid ini. Selain ukurannya yang sangat besar, masjid ini juga punya arsitektur megah yang mengadopsi kubah Taj Mahal. Rancang bangun layaknya masjid-masjid di Timur Tengah,” bebernya.
Sementara Alif Stone Park, merupakan taman berbatu yang berada di tepi pantai di Desa Sepempeng. Tempat wisata ini adalah perpaduan antara pantai pasir putih, air laut yang jernih, dan gugusan batuan granit yang mempercantik kawasan. Fasilitas wisatawan yang ada di tempat ini adalah jembatan kayu yang menghubungkan antar batu-batu besar. Dengan begitu, pengunjung bisa berkeliling di area sekitar taman batu tersebut.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, Sail to Natuna sendiri masuk dalam rangkaian Festival Bahari Kepri. Untuk Festival Bahari, meliputi beragam kegiatan. Mulai dari Nongsa Reggata Batam, Sail to Lingga, Sail to Natuna, Sail to Anambas pada Juli, dan puncaknya akan berlangsung pada September 2019 nanti.
“Festival Bahari Kepri merangkum serangkaian acara. Mulai dari kegiatan bahari, seni budaya, permainan tradisional, hingga kuliner. Event ini sejalan dengan program Sail Nasional untuk memperkenalkan potensi wisata bahari Kepri ke yachters dan boaters luar negeri,” ungkapnya.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menegaskan, event ini sudah menjadi kegiatan bergengsi skala internasional sejak beberapa tahun terakhir. Ia berharap, tahun ini kegiatan tersebut bisa mendongkrak angka kunjungan wisatawan mancanegara, melebihi tahun 2018.
“Kami sangat optimis target 4 juta wisman untuk Kepri bakal tercapai dengan mudah. Event ini bisa mengandalkan wisatawan cross border karena Kepri berada di wilayah berpatasan antara Singapura dan Malaysia,” terangnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Kepri menjadi salah satu daerah penggiat cross border tourism yang cukup diandalkan. Kepri mulai menjadi primadona karena banyak atraksi yang ditawarkan. Bukan hanya jenis sport tourism, tapi ada juga wisata belanja, kuliner, budaya, bahkan sejarah.
“Tahun ini, Kepri menyiapkan 46 event pariwisata unggulan. Antara lain Festival Bahari Kepulauan Riau yang masuk top 100 event Wonderfull Indonesia. Hampir semua event ada di Kepri, dan semua sukses mendatangkan wisatawan,” tegasnya. (*)