JAKARTA – Sejalan dengan upaya peningkatan peran millenials dalam promosi pariwisata Indonesia di Eropa, Kementerian Pariwisata berperan aktif mendukung Promosi Wonderful Indonesia di Barcelona, Spanyol.
Promosi ini diadakan atas kerjasama Persatuan Pelajar Indonesia se-Eropa dan Amerika, KBRI Madrid, dan ITPC Barcelona. Ini sebagai tindak lanjut FITUR Madrid 2019, namun kali ini mengambil lokus di Universitat de Barcelona, Spanyol, tanggal 25-27 April lalu.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dubes RI untuk Spanyol, Hermono. Dalam keynote speech-nya, beliau mengungkapkan keterkaitan pentingnya pariwisata dan peran mahasiswa dalam mempromosikan Pariwisata Indonesia, khususnya di wilayah Eropa dan Amerika. Serta mengajak mahasiswa untuk turut dalam pembangunan pariwisata.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya mengatakan, kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Universitat de Barcelona, perwakilan PPI se-Amerika Eropa, narasumber dari profesional dan institusi, serta dari pemerhati pariwisata Indonesia dan Eropa.
Nia mengungkapkan, pada tahun 2019, Kemenpar menargetkan kunjungan wisatawan asal Spanyol sebanyak 107.920 orang. Jumlah itu naik 20,72% dari tahun sebelumnya sebesar 85.560 orang. Hal ini merupakan sinyal positif yang memberikan optimisme untuk lebih gencar melakukan promosi guna mencapai kunjungan 20 juta wisman di tahun 2019.
Selain memberikan presentasi mengenai pentingnya promosi pariwisata Indonesia di depan kalangan Millenials Diaspora dan Eropa, Kemenpar juga membuka konter informasi pariwisata. Kemudian membagikan beberapa buku serta leaflet tentang destinasi pariwisata di Indonesia, dan mengenalkan pertunjukan seni musik dari Jawa Barat yakni ‘angklung toel’.
“Pertunjukkan permainan angklung sebagai instrumen tradisional Indonesia, menjadi sesi yang menghibur sekaligus memukau pengunjung,” ujarnya, Kamis (2/5).
Sebagai rangkaian Festival Wonderful Indonesia di Barcelona, digelar pula Simposium dengan tema “Indonesia’s Booming Tourism: Between Socio-Ecological Resilience and Social Welfare Maximization”. Beragam materi bidang pariwisata disampaikan, seperti Sociocultural and Economic Impacts of Tourism. Paparan tersebut dibawakan Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti, bersanding dengan Prof. Lorenzo Cantoni dari Universita Della Svizzera Italiana, Switzerland, dan Aditya Amaranggana sebagai culture activist.
Pada kesempatan itu, Esthy Reko Astuti menyatakan, pariwisata Indonesia merupakan sektor dengan pertumbuhan yang paling tinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya. Pertumbuhan pariwisata Indonesia juga di atas rata-rata pertumbuhan dunia. Beliau juga memaparkan perihal target kunjungan wisatawan dan ragam budaya Indonesia yang dapat menarik minat kunjungan wisatawan ke Tanah Air.
“Sejumlah penghargaan yang berhasil diraih Kemenpar, menjadi bukti nyata bahwa kerja keras kita membuahkan hasil. Program-program yang digulirkan Kemenpar, memberi dampak positif pada peningkatan kunjungan wisatawan. Termasuk terhadap ekonomi masyarakat, serta beberapa hal baik lain,” ungkapnya.
Esthy mengingatkan perlunya seluruh pihak untuk ikut berperan dalam sektor pariwisata. Khususnya generasi milllenial yang bisa memanfaatkan akun media sosial masing-masing untuk memperkenalkan destinasi pariwisata Indonesia, kepada komunitas dan teman-temannya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap, para pelajar Indonesia di luar negeri juga dapat berperan aktif membantu promosi pariwisata Indonesia kepada masyarakat di sana. Khususnya melalui bahasa dan media platform yang menarik kalangan Millenials di Eropa dan Amerika.
“Berbagai promosi termasuk misi penjualan sudah sering kita gelar di berbagai negara. Seperti produk lain, memasarkan industri pariwisata pun harus dilakukan dengan berbagai strategi. Termasuk membangun komunitas wisata seperti GenPI dan GenWI. Kita tetap butuh support semua pihak, termasuk para pelajar Indonesia di luar negeri,” jelasnya. (*)