Jangan Lupa Beriwisata ke Desa Tablanusu di Crossborder Skouw

JAYAPURA – Tidak akan ada habisnya mengeksplorasi pariwisata Papua. Setiap jengkal tanahnya punya kekhasan alam dan budaya. Begitu juga dengan Desa Tablanusu. Keunggulan desa ini adalah memiliki wisata sejarah, religi, hingga adventure. Festival Crossborder Skouw 2019 akan menjadi momen terbaik untuk berkunjung kesana.

Desa Tablanusu masuk area Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua. Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, Desa Tablanusu bisa dieksplorasi.

“Kami merekomendasikan untuk datang ke Desa Tablanusu saat Festival Crossborder Skouw. Karena, wisatawan akan mendapatkan eksotisnya alam dan budaya khas Papua yang sangat unik,” ungkap Ricky, Senin (22/4).

Tablanusu berasal dari Tepara dan Onusu. Tepara mengacu suku asli kawasan itu, lalu Onusu diartikan sebagai matahari terbenam (sunset). Tablanusu selalu menjadi favorit kunjungan wisatawan. Komposisi hutan dan pantainya sangat eksotis, apalagi ditambah dengan keramahan masyarakatnya.

Tablanusu memiliki luas sekitar 230 hektare. Hampir semua wilayah desa ini ditutupi oleh batuan alam dengan ukuran kecil berwarna hitam pekat. Menariknya, bila berjalan di atasnya selalu menimbulkan suara khas. Hutan menjadi spot terbaik untuk dikunjungi. Ada banyak fauna dan flora endemik di sini.

Wisatawan juga bisa menikmati segarnya air danau. Biotanya beragam, seperti Ikan Mas, Mujair, hingga Bandeng. Pada sudut lain, wisatawan bisa menikmati eksotisnya pantai. Dengan air jernih dan ombak tenang, wisatawan bisa bersnorkling ria bahkan menyelam. Ada banyak terumbu karang indah yang bisa dijumpai.

Ricky menambahkan, wisatawan juga bisa menginap di Desa Tablanusu.

“Desa Tablanusu terkenal dengan keindahannya. Wisatawan bahkan bisa menginap di desa ini. Mereka bisa bermalam di rumah-rumah penduduk. Melihat dari dekat keseharian masyarakat. Dengan begitu, wisatawan bisa mendapatkan banyak experience. Suasana alam dan budaya Tablanusu pun dinikmati secara utuh,” lanjut Ricky.

Paket keindahan Desa Tablanusu semakin lengkap dengan warna wisata sejarah. Tablanusu memiliki banyak koleksi sisa-sisa Perang Dunia II. Merunut sejarah, wilayah Desa Tablanusu jadi basis pertahanan tentara sekutu. Tablanusu digunakan sebagai pusat komando untuk mengontrol wilayah Papua dan sekitarnya selama Perang Dunia II.

“Posisi Tablanusu memang sangat strategis. Wajar bila sekutu waktu itu memilih daerah tersebut sebagai basis pertahanan dan komando. Sisa-sisa keberadaan sekutu waktu itu masih bisa ditemui di Tablanusu. Pokoknya wisatawan akan diajak flash back ke masa itu,” terang Ricky lagi.

Selain sejarah, Desa Tablanusu juga menawarkan wisata religi. Selain bangunan Gereja yang sangat klasik, kawasan Tablanusu banyak memiliki prasasti berbentuk Salib. Simbol tersebut menjadi bentuk penghormatan atas masuknya Agama Kristen ke Desa Tablanusu pada awal 1990-an. “Warga di Tablanusu sangat religius. Mereka juga menghormati sejarahnya,” tegas Ricky.

Eksotisnya Desa Tablanusu ditegaskan dengan budaya dan tradisi. Tablanusu memiliki ritual suci Sasi dan Tiyatiki. Sasi menjadi upacara memasukan Suang Teko atau cabang kayu besi ke pantai. Suang Teko diletakan di spot yang banyak ikannya. Adapun ritual Tiyatiki menjadi larangan menangkap ikan dalam durasi waktu tertentu.

“Masyakarat Desa Tablanusu sangat menjaga keseimbangan alam. Ritual Sasi dan Tiyatiki menjadi bukti kepedulian mereka terhadap lingkungan. Masyarakat di sana meletakan kayu sebagai rumpon dan lebih lanjut memberikan kesempatan biota laut untuk berkembang biak. Berikutnya, baru ditangkap secara tradisional,” kata Ricky lagi.

Desa Tablanusu juga terkoneksi dengan beberapa pulau di sekitarnya. Hanya dibutuhkan waktu beberapa menit untuk sampai di sana. Berikutnya, wisatawan bisa menikmati beragam anggrek endemik Papua yang sangat eksotis.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menerangkan, Desa Tablanusu memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata utama di Papua.

“Desa Tablanusu sangat lengkap. Alam dan budayanya sangat luar biasa. Wisata bahari, sejarah, religi, hingga alam ada semuanya. Aksesibilitas ke sana juga mudah. Yang jelas, Desa Tablanusu ini jangan sampai terlewatkan bila datang ke Festival Crossborder Skouw 2019,” tutup Menteri asal Banyuwangi tersebut. (*)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>