Ikuti MIDE 2019, Kemenpar Terima ‘Most Creative Dive Booth’

MALAYSIA – Kementerian Pariwisata berhasil meraih penghargaan kategori ‘Most Creative Dive Booth’ dalam kegiatan Malaysia International Diving Expo (MIDE) 2019 di Kuala Lumpur, 3-5 Mei 2019. Penghargaan diterima Kepala Divisi Bawah Laut untuk Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar, Didien Junaedy.

Dalam sambutannya, Didien mengatakan selama ini kekayaan alam bawah laut Indonesia telah memukau wisatawan terutama dari mancanegara. Antara lain kawasan Raja Ampat yang menjadi salah satu dari 10 objek wisata underwater terbaik di dunia. Namun begitu, ekspos terhadap potensi pariwisata alam tersebut masih perlu ditingkatkan. Promosinya bisa diangkat lebih baik, salah satunya dengan berpartisipasi pada ajang MIDE 2019.

“Dalam kegiatan Malaysia International Diving Expo 2019 kali ini, Kemenpar mempromosikan wisata bahari kepada dive dan travel operator, khususnya Malaysia,” ujarnya, Jumat (3/5).

Untuk mencapai hasil maksimal, Kemenpar melibatkan secara langsung tim percepatan pengembangan wisata bahari sebagai narasumber. Termasuk mengundang 22 industri penyedia jasa pariwisata dari 11 provinsi di Indonesia. Mereka berkesempatan bertemu dan menjalin kerjasama dengan pembeli potensial dalam Business to Business (B2B) session yang digelar di Putra World Trade Center, Kuala Lumpur, Malaysia.

“MIDE 2019 adalah pameran wisata bahari khususnya menyelam terbesar yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun di Malaysia. Keikutsertaan Kemenpar adalah untuk memamerkan keindahan alam bawah laut Indonesia sebagai referensi bagi pecinta dan pemerharti kehidupan laut,” ujarnya.

Pameran ini setiap tahunnya diikuti oleh lebih kurang 133 perusahaan yang berpartisipasi dari 40 negara. Dan selalu menjadi referensi bagi warga Malaysia dalam mencari alternatif tujuan wisata ke luar negeri.

Pada MIDE 2019, Kemenpar menyewa luas lahan sebesar 130,5 sqm yang terdiri atas 22 booth industri dengan tema dan ikon Phinisi, yang menjadi daya tarik pavilion Wonderful Indonesia. Bukan hanya sebagai ikon, namun Phinisi merupakan identitas Indonesia yang menawarkan kekayaan bahari.

“Industri dari 11 provinsi yang akan mengekspos keindahan bawah laut diantaranya adalah Aceh, Bali, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Timur, Maluku, NTB, NTT, Papua Barat, Sulawesi Utara, dan Jawa Tengah. MIDE 2019 dinilai dapat menghasilkan potensial transaksi dari kunjungan divers asal Malaysia ke Indonesia,” ungkapnya.

Adapun program acara di booth Wonderful Indonesia antara lain B to B oleh industri pariwisata Indonesia, pelayanan informasi dan pendistribusian bahan promosi wisata, presentasi dari peserta industri, quiz dan gift redemption, pertunjukan kesenian, minuman khas Indonesia dan refreshment corner.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, potensi wisata bahari kita memang kelas dunia. Sudah banyak yang mendapat penghargaan dari berbagai pihak. Sebut saja Raja Ampat Papua, Alor NTT, Lembongan Bali, dan Lembeh Sulawesi Utara. Semua punya daya tari yang memikat.

“Kita bangga dengan wisata bawah laut Indonesia. Tapi kita tidak boleh terlena dan puas sampai di sini. Harus terus digali dan dipromosikan agar semakin banyak wisatawan yang datang,” tandasnya. (*)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>