BATAM – Perkembangan sektor pariwisata tak lepas dari peran swasta. Oleh sebab itulah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam mendorong pihak swasta seperti hotel-hotel dan pelaku usaha lain, untuk membuat atraksi yang bisa menarik wisatawan.
Kegiatan-kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan untuk membantu Batam di dalam memenuhi target Kementerian Pariwisata 2,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara.
Kepala Disbudpar Batam, Ardiwinata mengatakan, tahun ini target wisman Kota Batam meningkat dari 1,8 juta menjadi 2,4 juta. Selain meningkatkan aksesibilitas, juga diperlukan atraksi-atraksi baru. Hotel juga bisa berpartisipasi dengan membuat insentif-insentif di samping meeting, convention, exhibition serta semacamnya.
“Jadi wisatawan tak sekedar menginap di hotel tapi ada kegiatan yang menarik juga,” tutur Ardi, Selasa (9/4).
Ia mencontohkan insentif yang dilaksanakan Batam View Resort akhir pekan lalu. Sanggraloka yang berlokasi di kawasan Nongsa ini menggelar Photo Fiesta 2019. Sebanyak 109 peserta dari 10 negara ikuti lomba mengabadikan keindahan Kampung Terih, Sabtu-Minggu (23-24 Maret lalu).
Peserta berasal dari negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, Tiongkok, India, Filipina, Myanmar, dan Jepang. Selain itu juga hadir peserta dari United Kingdom dan Ukraina di Benua Eropa, serta peserta berkewarganegaraan Amerika Serikat. Bersama peserta juga datang anggota keluarga mereka berjumlah 50 orang.
“Tarian khas melayu ini menjadi objek pertama bidikan kamera peserta lomba fotografi tersebut. Selanjutnya mereka dibebaskan mengeksplorasi keindahan Kampung Terih untuk diabadikan dalam karya foto,” ujarnya.
Objek yang dibidik antara lain pemandangan laut, hutan mangrove, pelantar kayu, nelayan yang sedang memancing, penangkaran penyu, dan kegiatan masyarakat setempat.
“Insentif-insentif seperti ini harus terus dikembangkan di Batam. Maka kita dorong stekeholder pariwisata untuk ciptakan hal baru dan menarik,” sebut Ardi.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menjelaskan kenapa Kota Batam menjadi magnet para wisatawan untuk datang.
Penyebabnya, kata Menpar, karena kota tersebut selalu menawarkan event-event yang kreatif. Berbagai jenis kegiatan dimunculkan sehingga wisatawan berdatangan sesuai dengan passion-nya.
Mulai dari sport, kuliner, budaya, hingga seni fotografi. Namun demikian, atraksi, akses, dan amenitas (3A) tetap menjadi tolak ukur seberapa jauh kesiapan sebuah destinasi untuk dipromosikan.
“Industri pariwisata tidak bisa lepas dari 3A. Jika pariwisata ingin maju dan banyak dikunjungi wisatawan, maka harus ada atraksi yang bisa dijual,” kata Menpar Arief Yahya.
Selanjutnya, kata Arief, aksesibilitas harus memadai, baik sarana infrastuktur maupun moda transportasi yang bisa menjangkau lokasi. Terakhir, soal amenitas harus diperhatikan karena ini masuk kebutuhan dasar, seperti harus ada hotel atau minimal homestay yang bisa disewa wisatawan.
“Di Batam semua itu sedang digalakan, terutama terkait atraksi. Berbagai pihak terus berupaya menghidupkan kota ini lewat beragam kegiatan,” pungkasnya.