ABU DHABI – Kementerian Pariwisata dan KBRI Abu Dhabi memberi dukungan pada kegiatan Festival Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berlangsung pada 24 – 27 April 2019 di ADNEC Hall 7, Abu Dhabi. Bentuk dukungan tersebut yakni berupa pagelaran seni budaya Indonesia, meliputi tarian nusantara, angklung, sasando, gambus, dan fashion carnival.
Siapa sangka, seni tradisional Indonesia tersebut jstru mendapat sambutan hangat dari seluruh hadirin. Mereka terlihat sangat menikmati semua sajian spesial tersebut. Disebut spesial, karena dihadirkan kusus untuk perhelatan OKI. Khususnya pada tanggal 25, 26, dan 27 April lalu.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya mengatakan, keanggunan dan keluwesan para penari Tresna Asih dan Gandrung Lombok, serta kepiawaian Berto Pah dalam memainkan alat musik Sasando, berhasil memukau para pengunjung Festival OKI. Berto Pah sendiri adalah musisi jebolan ajang pencarian bakat di Indonesia.
“Pun halnya pertunjukan Angklung oleh sekelompok masyarakat Indonesia yang tinggal di Abu Dhabi. Termasuk penampilan Gambus oleh dua musisi Fahad dan Hafidz yang mampu mengundang decak kagum seluruh hadirin yang datang,” ujarnya, Sabtu (27/4).
Untuk menarik para penonton, pemain Sasando dan Angklung sengaja memainkan beberapa tembang lagu populer yang familiar dan nempel di telinga orang banyak. Seperti Wonderful Tonight, Heal the World, dan Tamally Ma’ak.
Dikatakan Nia, penampilan fashion carnival oleh model Indonesia turut memberi warna serta menambah kemeriahan pertunjukan kesenian dan budaya Indonesia dalam acara tersebut. Tak tanggung-tanggung, Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab dan puluhan masyarakat Indonesia turut menyaksikan langsung pagelaran tersebut.
Dubes RI untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis menambahkan, Festival OKI kali ini mengambil tema ‘A Nation Unified by Benevolent Cooperation, Justice & Tolerance’. Sejumlah program yang ditampilkan antara lain pementasan seni budaya 10 negara anggota OKI yang berpartisipasi, pameran dan workshop kaligrafi, seminar budaya dan literasi, pameran manuskrip, hiburan anak, visual arts, dan paviliun Palestina.
“Partisipasi Indonesia dalam pagelaran seni budaya kali kali dikoordinasikan oleh KBRI Abu Dhabi, dan didukung oleh Kementerian Pariwisata RI serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,” jelasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, seni budaya merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang akan terus dijaga dan dilestarikan. Melalui kesenian pula, Indonesia bisa dikenal wisatawan mancanegara dari berbagai belahan dunia.
Karena itu, seni budaya akan tetap menjadi perhatian serius Kemenpar. Terlebih, 60 persen wisman datang ke Indonesia karena budaya. Baru kemudian 35 persen karena alam, dan 5 persen karena faktor buatan. Seperti meeting, incentive, conference, danexhibition (MICE), wisata olahraga, dan hiburan.
“Ragam budaya di Indonesia sangat kaya. Ada 1.340 suku bangsa yang bisa dieksplorasi di lebih dari 17 ribu pulau. Dari beragam suku yang ada, juga menyimpan 583 bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Dari sisi atraksi, budaya kita jelas sangat kuat. Ini yang harus dikelola secar serius bersama-sama,” jelasnya. (*)