Festival Barongsai 2019 Tampilkan Seni Barongsai Tradisional

KARIMUN – Untuk kedua kalinya, Pemerintah Kabupaten Karimun akan menggelar Festival Barongsai, tanggal 26-27 April mendatang. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara, serta mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dari sektor wisata di daerah setempat.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, kategori yang dilombakan dalam festival ini adalah barongsai tradisional atau lantai. Barongsai jenis ini yang dirasa sangat memungkinkan untuk ditampilkan di Panggung Rakyat Putri Kemuning Coastal Area, Tanjung Balai Karimun, sebagai tempat digelarnya acara.

“Pertunjukan barongsai akan dilakukan di atas panggung berukuran 20 x 10 meter. Setiap penampilan memiliki alur cerita dan dilengkapi dengan berbagai alat bantu seperti kursi, meja, jembatan, guci dan tentunya tanaman sebagai ‘makanan’ untuk barongsai,” ujarnya, Senin (15/4).

Tak kurang dari 14 tim terdaftar sebagai peserta Festival Barongsai yang akan berlangsung di Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, tanggal 26-27 April mendatang. Dari jumlah tersebut, 4 tim diantaranya berasal dari Malaysia, 3 tim dari Singapura, dan selebihnya dari masyarakat setempat.

Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menyatakan, Festival Barongsai juga akan dimeriahkan seni tradisi lain yang mengangkat kearifan lokal. Dalam hal ini, Pusat Latihan Seni Pelang Budaya Karimun akan mempersembahkan Tari Persembahan serta hiburan kolaborasi etnis Tionghoa dan Melayu.

Menurut Dessy, ditunjuknya Coastal Area sebagai tempat Festival Barongsai adalah pilihan tepat. Sebab, tempat ini memang biasa digunakan sebagai perhelatan acara atau kegiatan, baik yang sifatnya resmi maupun tak resmi.

“Tempat ini sangat luas dan mampu menampung banyak orang. Coastal Area juga berdekatan dengan pusat kota serta pelabuhan domestik dan internasional. Ada banyak pedagang kuliner di sini, mulai dari nasi goreng, mie goreng, lakse, teh tarik, aneka jus, sop buah, dan lain-lain,” ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Boeralimar menyatakan, Kabupaten Karimun termasuk ke dalam wilayah yang sangat strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi. Letaknya berbatasan langsung dengan dua negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura. Serta hanya disatukan dengan perairan Selat Singapura (Phllipchannel).

Selain itu, wilayah administrasi Kabupaten Karimun berbatasan dengan Kota Batam, sebagian Kepulauan Riau dan sebagian wilayah Provinsi Riau. Berdasarkan aspek geostrategisnya, maka Kabupaten Karimun menjadi salah satu dari empat kabupaten yang sebagian wilayahnya ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB atau Free Trade Zone).

“Dengan potensi tersebut, guna meningkatkan kunjungan dan pendapatan perekonomian daerah dari sektor pariwisata, Pemerintah Kabupaten Karimun melaksanakan event-event pariwisata berskala nasional dan internasional. Salah satunya Festival Barongsai,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, sejauh ini atraksi budaya masih menjadi magnet terbesar untuk menarik wisatawan. Data yang ada, 60 persen wisatawan datang ke Indonesia karena budaya. Sisanya 35 persen karena alam, dan 5 persen karena faktor buatan. Seperti meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE), wisata olahraga, dan hiburan.

“Dari sisi atraksi, budaya kita jelas sangat kuat. Ini yang harus dikelola secar serius bersama-sama. Barongsai sendiri memang berasal dari budaya Tionghoa. Tapi kita tidak bisa menutup mata bahwa budaya ini ikut berkembang di antara kita dan bisa dipentaskan di Tanah Air,” jelasnya.(*)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>