DENPASAR – Bali membuktikan sebagai venue MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) terbaik dunia. Pulau Dewata ditunjuk sebagai tuan rumah International Conference of Eurasia World Heritage Cities (ICEWHC) 2019. Fokusnya pelestarian beragam warisan budaya.
ICEWHC 2019 digelar Selasa (30/4) dan Rabu (1/5). Event ke-9 tersebut berlokasi di Hotel Prama Sanur Beach, Denpasar, Bali. ICEWHC berisi negara-negara yang tergabung dalam Kota Pusaka Dunia Eropa Timur dan Asia. Dipilihnya Denpasar tentu menarik. Selain alam dan budaya eksotisnya, Denpasar juga menjadi member Organization of World Heritage Cities (OWHC) sejak 10 Oktober 2013.
Pada ICEWHC ke-9, tema besar ‘Resilient Heritage and Tourism’ pun digulirkan. Tema tersebut menjadi representasi komitmen Kota Denpasar dalam melestarikan cagar budayanya. Lalu, memakai esensi cagar budaya sebagai gerakan penyelamatan dunia. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengungkapkan, Bali sebagai venue terbaik event besar dunia.
“Pemilihan Bali sebagai tuan rumah ICEWHC 2019 sudah ideal. Bali memiliki segalanya. Fasilitas MICE-nya yang terbaik. Peserta juga akan mendapatkan experience alam dan budaya yang luar biasa. Lebih penting lagi, Bali adalah situs raksasa beragam warisan budaya. Semuan tradisi tetap terpelihara dengan sangat baik,” ungkap Rizki, Kamis (25/4).
Menggunakan budaya sebagai basic, ICEWHC 2019 punya agenda padat. Mereka akan mengembangkan jaringan kemitraan lebih intensif diantara kota-kota warisan budaya dunia. Seluruh peserta juga akan bertukar gagasan untuk memperkuat pelestarian warisan budaya. Harapannya, agar kekayaan tersebut bisa dinikmati oleh banyak generasi berikutnya.
“Penyelenggaraan ICEWHC 2019 tentu penuh inspirasi. Sebab, gagasan masyarakat dunia terkait dengan pelestarian budaya akan disampaikan di sini. Kami optimistis, akan ada value besar yang diterima Bali terkait event ini. Bali akan mendapatkan ide-ide baru untuk mengembangkan potensinya. Ada juga nilai ekonomi besar yang bisa dinikmati langsung oleh masyarakatnya,” terang Rizki.
Sesuai labelnya, ICEWHC 2019 akan menarik banyak pengunjung. Slot mancanegara akan diisi penuh negara-negara Eurasia. Eurasia sejatinya superbenua, yaitu gabungan Eropa dan Asia. Hadir juga Duta Besar Rusia untuk Indonesia dan Konsulat Negara Sahabat. Untuk slot domestik diisi oleh Kemenpar, Kemendikbud, Kementerian PUPR, Duta Besar Indonesia di Rusia, dan Jaringan Kota Pusata Indonesia.
Untuk Jaringa Kota Pusaka Indonesia jumlahnya sekitar 70. Mereka pun terdiri dari kabupaten-kota se-Indonesia. Selain itu, ICEWHC 2019 juga dihadiri President of UCLG-Eurasia dan Sekretaris Jenderal OWHC. “ICEWHC 2019 dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dunia. Kehadiran mereka tentu bagus bagi pariwisata Bali. Artinya, branding status Bali sebagai destinasi dunia tetap kuat,” kata Rizki lagi.
Digelar 2 hari, beragam konten sudah disiapkan bagi para peserta. Di hari pertama ICEWHC 2019, Selasa (30/4), konferensi terbagi menjadi beberapa sesi. Selain keramahan penyambutan bagi peserta, ada juga Penandatanganan LoI antara Kota Denpasar dan Kota Bolgar sebagai Sister City. Untuk paripurna terbagi 2 sesi yang diawali pembahsan terkait Pelestarian Warisan dalam Perubahan Iklim.
Diskusi Pelestarian Warisan dalam Perubahan Iklim, ada 6 pembicara. Mereka diantaranya adalah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kota Osh (Kirgiz), Macao (Tiongkok) dan 3 kota Russia, Komposisi kota asal Russia terdiri Sait-Petersburg, Bolgar, dan Kazan. Untuk sesi 2 paripurna adalah bussiness. Pemaparan kunci sukses sebagai faktor pendukung daya tarik pariwisata kota.
“Pokok bahasan sangat populer dan menjadi kebutuhan dasar pengembangan kota pusaka. Selain itu, peserta juga akan mendapat porsi city tour. Mereka akan diajak menikmati beragam kekayaan pusaka di Bali,” papar Rizki.
Hari ke-2 ICEWHC 2019, Rabu (1/5), memang terasa istimewa. Sebab, seluruh peserta diajak menikmati warisan budaya dan sejarah Pulau Dewata. Sebut saja, Prasasti Blanjong, Monumen Bajra Sandhi, Denpasar Art Space, Pasar Badung, Puri Jro Kuta, Pura Taman Ayun lalu menuju Farewell Dinner Ina Bali Hotel. Ada juga aktivitas painting wall antara Kota Bolgar dan Denpasar di Taman Kumbasari.
“Kami tentu menyambut baik penyelenggaraan ICEWHC 2019. Silahkan berdiskusi semoga ada gagasan baru bagi dunia. Bali juga sangat eksotis baik alam dan budayanya. Hal ini tentu sangat mendukung bagi ICEWHC 2019. Bagaimanapun, Bali adalah destinasi terbaik dunia,” tegas Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. (*)