Bangun Homepod, Kemenpar Perkuat Amenitas Destinasi Wisata Kabupaten Malang

MALANG – Kementerian Pariwisata kembali memperlihatkan keseriusan menggarap destinasi wisata. Kali ini pembangunan dilakukan di Kabupaten Malang. Kemenpar membangun satu unit homepod di Rest Area Gubugklakah Kabupaten Malang. Penyerahan amenitas jenis nomadic tourism dilakukan Rabu (16/10).

Penyerahan dilakukan Kemenpar yang diwakili Kabid Destinasi Area III Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar.

Sebagai pembuka acara serah terima, disampaikan bahwa Kemenpar memberikan dukungan sebagai bentuk pengembangan amenitas di kawasan BTS.

Hadir dalam acara itu Kadispar Kab. Malang dan jajarannya, Perwakilan Dinas Perhubungan Kab. Malang, Camat Poncokusumo, Kepala Desa Gubugklakah dan perangkat Desanya, serta Ketua dan Anggota Desa Wisata Gubugklakah.

Menurut Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional II Kementerian Pariwisata Wawan Gunawan, penyerahan homepod ini menjadi bukti keseriusan Kemenpar menggarap destinasi serta mengembangkan nomadic tourism.

“Amenitas nomadic tourism berupa homepod di destinasi wisata sekitar Bromo-Tengger-Semeru (BTS), menjadi bukti keseriusan kita. Pengembangan akan terus kita lakukan agar destinasi yang kita punya semakin mumpuni,” papar Wawan.

Diterangkannya, Homepod dibangun untuk menambah pilihan akomodasi bagi wisatawan.

“Homepod yang kita bangun adalah sebagai salah satu Pilot Project Amenitas di Kabupaten Malang. Pembangunan selesai pada pertengahan bulan Oktober 2019, saat ini masih dalam tahap finishing. Karena kita akan melengkapinya dengan instalasi AC dan TV. Amenitas ini akan benar-benar nyaman,” terang Wawan Gunawan lagi.

Dijelaskannya, pengelolaan Homepod akan diserahkan kepada Pokdarwis kerjasama dengan Dinas Pariwisata. Wawan mengatakan, Pokdarwis Poncokusumo diharapkan bisa memanfaatkan secara maksimal. Dan homepod dikelola sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Homepod tersebut dapat diangkat sebagai salahsatu Icon Amenitas. Serta pelengkap dari 81 homestay yang telah ada di sekitar Desa Gubugklakah,” jelas Wawan yang juga dikenal sebagai Ki Dalang Wayang Ajen.

Sementara Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman, menjelaskan desain homepod menunjang kearifan lokal.

“Desain homepod sesuai dengan Gubugklakah (Klakah), yang berarti Bambu. Jumlah kunjungan sekitar 500 wisatawan/perbulan (menginap), perputaran uang sekitar 11,5 M/tahun,” papar Dadang.

Ia menambahkan, keberadaan Homepod tersebut akan disinergikan dengan paket wisata.

Kadispar Kab. Malang, Made Arya Wedanthara menyampaikan ungkapan terimakasih dukungan yang diberikan oleh Kemenpar.

Ia juga memberikan arahan terhadap jajaran Pengelola Desa Wisata di Gubugklakah untuk menjaga dan menjadikan HomePod tersebut bermanfaat untuk kemajuan Pariwisata di wilayah BTS khususnya yang melalui Kab. Malang.

“Apabila respon wisatawan positif, direncanakan tahun depan akan dibangun homepod selanjutnya oleh Dinas Pariwisata yang akan berkoordinasi dengan DPRD setempat dan CSR dari Perusahaan/ institusi lain,” paparnya.

Selain homepod, Glamping di Kab. Malang juga terdapat di Pantai Wediawu yang digagas oleh Dinas Pariwisata.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan apresiasi atas hadirnya homepod di Kabupaten Sleman.

“Homepod adalah bagian dari nomadic tourism. Rumus dari nomadic adalah solusi sementara sebagai solusi selamanya. Homepod memenuhi kebutuhan amenitas secara cepat. Sebab, kalau kita membangun hotel berbintang akan memakan waktu yang sangat lama. Untuk menyasatinya adalah dengan membangun nomadic amenities. Selain homepod, ada glamcamp, caravan, dan lainnya,” tuturnya.(*)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>