TANJUNG BALAI KARIMUN – Pelaksanaan Festival Barongsai 2019 sudah semakin dekat. Kalian yang ingin kesana disarankan membeli Batik Karimun sebagai oleh-oleh. Motifnya menjadi representasi kekayaan alam di sana dengan beragam filosofinya.
Festival Barongsai 2019 digelar 26-27 April. Loksinya di Panggung Rakyat Puteri Kemuning, Coastal Area, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, menilai Karimun sukses mengembangkan batiknya.
“Destinasi wisata Karimun sangat kaya. Alam dan budayanya sangat eksotis. Kombinasi tersebut telah dirangkum melalui sebuah karya batik. Motifnya khas sekali karena menggambarkan kekayaan yang ada di Karimun. Batik Karimun tentu menjadi cenderamata terbaik Festival Barongsai 2019,” ungkap Rizki, Senin (22/4).
Motif Batik Karimun sangat khas. Mencirikan kekuatan wisata bahari dan alam. Warna bahari Karimun dimunculkan dalam motif Udang Gala Beriring atau Ikan Kurau.
Potensi alam Karimun ditampilkan dalam Batik Tampuk Sirih Daun Manggis Raja, Daun Sukun, Pokok Sagu Berayun, hingga Tampuk Manggis Bunga Melur. Ada juga motif Batik Wajik Tersamar dan Jong Sri Gelam.
“Batik Karimun sekarang sangat mudah dijumpai di pasaran. Basic-nya mengacu 8 motif batik tersebut. Batik ini sangat indah bila dikenakan. Silahkan mampir ke gerai-gerai batik di Karimun saat berkunjung ke Festival Barongsai 2019. Kualitas produknya terjamin, lalu harganya ramah,” jelas Rizki lagi.
Menawarkan experience terbaik bagi pemakainya, Batik Karimun memiliki filosofi tinggi. Motif Udang Galah Beriring memiliki karakter menghormati dan sikap rendah hati. Karakter ini menjadi ciri utama masyarakat Karimun. Dengan sikap toleransi tersebut, keberagaman di Karimun sangat tinggi hingga saling menguatkan.
Untuk motif Batik Pokok Sagu Berayun menjadi simbol ketangguhan. Corak tersebut pun mencirikan harapan yang menjulang. Do’a besar memang disampaikan Karimun. Wilayah ini berharap jadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis maritim.
Landasannya jelas, yaitu keimanan dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Motif Batik Pokok Sagu Berayun biasanya ditampilkan dalam warna kuning keemasan.
“Inspirasi besar selalu disampaikan Karimun. Tentu sangat membanggakan bila Karimun memiliki corak batiknya sendiri. Sebagai gambaran dari kekayaan wilayahnya secara utuh. Motif-motifnya juga bercerita karakter sosial masyarakat Karimun yang adiluhung,” terang Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.
Inspirasi Karimun makin ditegaskan dengan motif Batik Tampuk Manggis Bunga Melur. Memiliki warna background merah, motif ini menjadi simbol kesederhanaan, kesucian, dan keelokan budi pekerti dari masyarakat Karimun. Mereka tetap memegang teguh ajaran adat istiadatnya. Meski demikian, mereka tetap gesit dan cepat seperti karakter motif Batik Ikan Kurau.
“Setiap motif menawarkan doa kebaikan bagi para pemakainya. Komposisi motif-motif yang ditawarkan memang luar biasa. Apapun motifnya, Batik Karimun memang oleh-oleh terbaik dari Festival Barongsai 2019,” kata Dessy lagi.
Melengkapi koleksi, Batik Karimun juga menampilkan karakter pemimpin. Gambarannya muncul dari motif Batik Daun Sukun dengan sifat kesetaraan dan keadilan.
Untuk motif Tampuk Manggis Sirih Raja menjadi simbol pemuliaan pada sesama. Karimun pun merefleksikan kuatnya hubungan kekerabatan melalui motif Wajik Tersama.
Bagaimana dengan motif Jong Sri Gelam? Batik tersebut menjadi kekuatan karakter bahari masyarakat Karimun. Mereka terkenal sebagai karakter tangguh dalam mengarungi lautan.
Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang pun memaparkan, Batik Karimun sebagai kekuatan pariwisata yang potensial.
“Batik menjadi potensi pariwisata yang luar biasa. Industrinya tentu sangat bagus bagi perekonomian di Karimun. Kami optimistis, industri batik akan terus berkembang seiring besarnya kunjungan wisatawan ke Karimun. Bagaimanapun, karakter Batik Karimun sangat khas dan berbeda dari corak lainnya,” papar Trindiana.
Seiring waktu, Batik Karimun pun terus berkembang. Batik tersebut sudah menjadi busana resmi semua latar belakang masyarakat Karimun. Untuk motifnya juga terbuka berkembang karena Karimun banyak memiliki keunikan. Bisa mengadopsi motif Gasing, Layang-Layang, Mayang Kelapa, Ikan Lome, hingga Tugu Kemerdekaan dan Tugu MTQ yang selama menjadi landmark Karimun.
“Batik Karimun menambah kekayaan nusantara. Kini wisatawan semakin mudah untuk mendapatkan batik khas Indonesia. Setiap daerah memiliki batik dengan corak khasnya masing-masing. Menariknya, selalu ada makna besar yang menyertainya. Silahkan datang ke Festival Barongsai 2019, lalu pastikan Batik Karimun sebagai cinderamatanya. Enjoy Karimun,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya.(*)