JAKARTA – Indonesia telah dinobatkan menjadi nomor 1 Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Status itu disampaikan di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (9/4). Keberhasilan Indonesia makin lengkap setelah dinyatakan jika 5 destinasi wisata halal terbaik dunia 2019 ada di Indonesia.
“Luar biasa. Indonesia menjadi nomor 1 GMTI 2019. Selain itu, 5 dari 10 destinasi wisata halal terbaik dunia juga ada di Indonesia. Semua indikator terbaik dimiliki ke-5 destinasi yang luar biasa ini,” ungkap Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Selasa (9/4).
5 Destinasi itu adalah Lombok, Aceh, Riau & Kepulauan Riau, Jakarta, dan Sumatera Barat. Penilaian wisata halal pada 5 destinasi itu didasarkan pada aksesibilitas, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan.
Dalam penilaian itu, Lombok mendapatkan skor 70 atau naik 2 poin dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan positif juga diperlihatkan Sumatera Barat dan Jakarta. Tahun ini destinasi halal Sumatera Barat mendapatkan 59 poin. Atau, naik 4 angka dari tahun 2018. Jakarta juga mendapatkan skor 59 atau naik 3 angka dari tahun sebelumnya.
“Posisi Lombok sebagai destinasi wisata terbaik dalam beberapa tahun terakhir memang luar biasa. Indikator aspeknya sangat bagus,” terang Menpar.
Lonjakan signifikan diperlihatkan Aceh juga Riau-Kepulauan Riau. Aceh menduduki posisi kedua dengan 66 poin. Jumlah ini melonjak 9 angka dari 2018. Sedangkan Riau-Kepulauan Riau mendapat 62 point atau surplus 13 angka dari 2018.
Menpar menambahkan, wilayah ini memiliki perkembangan infrastruktur luar biasa.
“Pertumbuhan Aceh dan Riau-Kepulauan Riau sangat luar biasa. Area ini pertumbuhannya signifikan. Kami harap, wisatawan akan nyaman saat berkunjung ke wilayah-wilayah itu. Selain atraksinya yang luar biasa, wilayah ini juga ditopang fasilitas terbaik,” lanjutnya lagi.
Untuk aksesibilitas, Lombok ditopang bandara dengan kapasitas besar dan 2 pelabuhan. Jalan raya mengalami perkembangan 9.566,42 Km area jalan. Wilayah Aceh didukung 1 bandara internasional dan 12 bandara domestik. Mereka didukung 125 rute bus antar kota dan 1.069.032 Km area jalan. Riau-Kepulauan Riau (Kepri) didukung 2 bandara internasional, 84 rute bus, dan area jalan 1.374.004 Km.
Selain aksesibilitas, aspek komunikasi wilayah itu juga optimal. Stakeholder education Lombok memiliki 30 event, lalu jangkauan marketnya 50 event halal dengan 4 tipe brosur. Untuk digital marketingnya mengandalkan GenPI dan Poltekpar Lombok.
Sedangkan Aceh punya 4 tipe brosur dan 10 event halal untuk market outrechnya, lalu stakeholder education-nya ada 16 event. Digital marketingnya 100% GenPI.
“Aspek aksesibilitas di wilayah itu optimal. Bukan hanya kapasitasnya, tapi kualitasnya juga bagus. Hal ini tentu sangat mendukung mobilitas dari wisman,” kata Menpar.
Pelayanan optimal juga diperlihatkan 5 wilayah tersebut. Fasilitas publiknya luar biasa. Untuk Lombok didukung oleh 60 restoran halal tersertifkat dan 1.076 self claimed. Masjidnya ada 8.456 bangunan dan ada 60 hotel denga sertifikat halal. Wilayah ini ditopang oleh 25 situs heritage Islam, 98 muslim friendly attraction dari 161 attraction, 7 Islamic event, dan 11 paket tur halal.
Fasilitas optimal juga diperlihatkan Jakarta. Wilayah ini memiliki 510 hotel dengan sertifikat halal, lalu 3.683 self claimed. Jumlah masjidnya sekitar 7.795 bangunan. Hotelnya masing-masing memiliki 5 tipe syariah, sertifikat dapur halal, dan no pork. Jakarta memiliki atraksi berupa 20 situs heritage Islam, 19 muslim friendly attraction, dan 11 Islamic event.
“Indonesia adalah destinasi wisata halal yang luar biasa. Atraksi yang ditawarkan sangat menginspirasi. Fasilitas pendukungnya juga optimal. Semua kental dengan nuansa Islami,” papar Menpar lagi.
Dengan pendukung terbaik, pergerakan wisatawan di 5 wilayah ini pun optimal. Pergerakan wisman di Jakarta mencapai 2,8 Juta lalu 2 Juta orang diantaranya muslim. Optimalisasi juga terlihat di Lombok dengan arus 1,2 Juta wisman dan 715.926 orang diantaranya muslim. Komitmen Lombok untuk wisata halal diperlihatkan dengan pengembangan 20 desa wisata, sosialisasi sertifikasi halal, dan lainnya.
“Konsep wisata halal memberikan banyak value. Pergerakan wisman otomatis naik karena semua aspek terjaga kualitasnya. Hal ini juga menarik perhatian wisman non muslim. Kami tentu sangat berharap ada banyak destinasi yang terus mengembangkan konsep wisata halalnya,” tutup Menpar.(*)