JAMBI – Kementerian Pariwisata menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pemasaran Pariwisata di Era 4.0, Selasa (27/8). Pesertanya, sejumlah stakeholder di Jambi. Tema yang diangkat yakni ‘Pentingnya Peran Publikasi Digital Pada Era Millenials’.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, kegiatan ini diharapkan menjadi contoh baik terkait kemitraan strategis yang bisa diterapkan di daerah. Sehingga, senantiasa terkondisikan hubungan yang harmonis dan spirit yang sama dalam membangun daerah, bangsa, dan negara.
“Pembangunan kepariwisataan sudah ditetapkan sebagai program prioritas nasional. Sejauh ini, program itu terbukti memberikan kontribusi yang nyata. Antara lain sebagai salah satu penyumbang devisa yang cukup signifikan,” ujarnya.
Untuk itu, menjadi kewajiban seluruh pemangku kepentingan di bidang kepariwisataan untuk saling menguatkan. Mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, komunitas, hingga insan media. Sehingga, pariwisata betul-betul menjadi tumpuan masa depan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Bimtek turut dihadiri Pimpinan Komisi X DPR RI H.A.R. Sutan Adil Hendra. Tokoh kebanggaan masyarakat Jambi ini mengatakan, pariwisata merupakan leading sector perekonomian Indonesia dengan menyumbangkan devisa yang diprediksi akan terus meningkat. Sektor pariwisata membawa dampak positif dalam berbagai sektor lainnya, seperti transportasi, perhotelan, resort dan homestay, restoran, UMKM, tenaga kerja yang bermuara pada meningkatnga pendapatan ekonomi masyarakat.
“Tidak ada pilihan bagi masyarakat Jambi, untuk terus mengembangkan potensi pariwisatanya. Tidak boleh kalah dengan 10 Destinasi Prioritas Pariwisata. Ke depan, minimal empat fokus utama yang menjadi program prioritas di Jambi. Yaitu pengembangan potensi wisata, peningkatan SDM pariwisata, perluasan pasar wisata, dan promosi pariwisata,” tegasnya.
Fotografer dan Pegiat Digital Yulianus Firmansyah Ladung menambahkan, membangun ekosistem digital menjadi salah satu upaya mengembangkan tourism 4.0. Terlebih di era digital seperti sekarang. Masyarakat khususnya generasi millenial sudah sangat dimudahkan dengan adanya media sosial.
“Promosi pariwisata bisa dilakukan dengan berbagai cara. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan dalah dengan mengunggah foto atau video tentang destinasi yang dikunjungi ke Instagram. Ini sangat efektif, karena nyaris semua pengguna smartphone memiliki media sosial,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Ujang Hariadi mengungkapkan, ekosistem yang dibangun di era Industry 4.0 adalah ekosistem digital. Dimana, seluruh dunia terkoneksi oleh internet. Era Industry 4.0 sangat mempengaruhi perkembangan sektor kepariwisataan. Dalam hal ini, para travelers cukup mencari, memesan bahkan melakukan pembayaran melalui platform digital.
“Tourism 4.0 dikenal pula sebagai Millennial Tourism. Saat ini, portofolio traveller yang sedang tumbuh adalah generasi milenial. Berdasarkan data BPS tahun 2016, 50% inbound traveller adalah milenial,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu, menurut data dari Deloitte Consulting Southeast Asia tahun 2019, 40% dari global tour dan booking activity sudah melalui online. Pada saat travelling, 27% dari wisatawan menggunakan smartphone untuk mencari suatu tempat (destinasi) atau kegiatan, dan 21% menggunakan komputer tablet. Kemudian, 70% pengguna sosial media untuk mengunggah foto dan status mereka ketika travelling.
Jambi sendiri memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Untuk destinasi, antara lain ada Taman Nasional Kerinci Seblat yang telah ditetapkan UNESCO sebagai hutan tropis warisan dunia, dan menjadi salah satu keajaiban dunia.
“Kita juga ada Geopark Merangin, Desa Wisata Jernih Jaya, Candi Muaro Jambi, hingga wisata religi seperti Mandi Safar di Tanjung Jabung Barat dan Seberang Kota Jambi,” bebernya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, pengembangan sektor pariwisata memang tak lepas dari strategi yang mumpuni. Salah satunya menentukan branding. Ini bertujuan untuk meningkatkan brand awareness terhadap branding pariwisata Indonesia.
“Beberapa kegiatan yang termasuk branding adalah promosi brand Wonderful Indonesia melalui media daring, elektronik, cetak, dan ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar,” tegasnya.
Untuk mencapai target wisatawan mancanegara, Kemenpar membagi rencana aksi dalam 3 kelompok. Pertama, Ordinary Efforts yang dilakukan melalui 3 kegiatan utama, yaitu Branding, Advertising,dan Selling. Kedua, Extra Ordinary Efforts yang dijalankan melalui program Incentive Access, Hot Deals, dan Competing Destination Model (CDM). Terakhir, Super Extra Ordinary Efforts, melalui program Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal.(*)