JAKARTA – Potensi sektor wisata bahari Indonesia tak perlu diragukan. Beragam pengahargaan prestisius dunia selalu mampir, melambungkan wisata bahari nusantara. Untuk itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mempromosikan keunggulan sektor wisata bahari ke seluruh penjuru dunia. Salah satunya dengan mengikuti Marine Diving Fair (MDF) di Sunshine City Convention Center Hall C,D Ikebukuro, Tokyo, Jepang pada 5 – 7 April 2019.
“Keikut sertaan Kemenpar pada ajang ini adalah untuk meningkatkan promosi Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata bahari favorit dunia khususnya diving. Dengan promosi ini diharapkan dapat meningkatkan angka kunjungan wisatawan untuk mendukung pencapaian target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019,” kata Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional II, Kemenpar Ardi Hermawan, Selasa (2/3).
Ardi menambahkan, keikutsertaan Kemenpar diajang ini sangat penting. Karena MDF adalah pameran wisata selam terbesar dan terpopuler di Jepang. Ajang ini rutin diadakan setiap tahun sejak 1993, dimana tahun ini adalah penyelenggaraan yang ke–27 kalinya. Pada tahun 2018, MDF dikunjungi oleh 50.598 orang, terdiri dari 82% diver dan 18% resorter.
Pada perhelatan tahun ini, Indonesia menempati booth seluas 96 sqm. Paviliun Indonesia ini akan memfasilitasi 15 peserta industri dari 8 provinsi dengan mayoritas memiliki spesialisasi wisata selam.
Mereka terdiri dari North Sulawesi Travel dari Sulawesi Utara, PT. Indonesia Kaktus Wisata Tirta (Poni Divers Bali) dari Bali, Lembeh Resort dari Sulawesi Utara, serta Noah Maratua Resort dari Kalimantan Timur.
Kemudian juga ada PT. Putra Papua Baru dari Papua Barat, Blue Season Bali (PT. Bali Ocean Adventure) dari Bali, Ena Dive Travel & Marine Adventure dari Bali, serta Cocotinos Hotels & Resorts dari Sulawesi Utara.
“Selain itu juga ada Sangalaki Resort dari Kalimantan Utara, Grand Komodo Raja Ampat Dive Lodge dari Bali, Siladen Island Resort & Spa dari Sulawesi Utara, Pearl of Papua Indonesia dari Jawa Tengah, Doberai Private Island dari Papua Barat, Dive Dream daru Bali serta Garuda Indonesia,” urai Ardi.
Rencananya, berbagai rangkaian kegiatan akan dilakukan Kemenpar dalam MDF. Rangkaian tersebut meliputi publikasi advertorial dengan linking-out & banner, exhibition, presentasi di main stage oleh pakar dive Indonesia, pelayanan spa, hingga cultural performance dan aktifitas interaktif lainnya.
Selain itu juga dilakukan business and consumer meeting. Ada juga pelayanan informasi pariwisata dan pendistribusian bahan promosi pariwisata Indonesia.
Lebih menegaskan nuansa nusantara, keharuman kopi nusantara juga tak lupa disuguhkan. Karena, Indonesia memang sangat terkenal sebagai surganya kopi. Brand-nya pun sudah mendunia.
“Berbagai program ini sengaja kami suguhkan untuk semakin menarik minat wisatawan Jepang untuk berwisata menyelam di Indonesia. Yang pasti kami akan sajikan yang terbaik untuk memikat minat mereka,” terang Ardi.
Untuk diketahui, sepanjang tahun 2018, jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia mengalami penurunan 7,52% dibanding tahun 2017. Jumlah wisatawan Jepang selama 2018 mencapai 530.171 wisatawan padahal Kemenpar menargetkan angka kunjungan sebesar 595.000 wisatawan. Sementara itu, pada 2017 jumlah realisasi wisatawan Jepang mencapai 573.310 wisatawan.
Sekali berkunjung, wisatawan Jepang pada umumnya menghabiskan waktu 6 hingga 7 hari. Menurut hasil Passenger Exit Survey (PES) Kemenpar tahun 2016, mereka rata-rata mengeluarkan bujed USD 1,013 per kunjungan.
“Latar belakang ini menjadi pendorong Kemenpar untuk meningkatkan berbagai upaya promosi pariwisata Indonesia secara lebih masif di Negeri Sakura. Ditambah lagi, tahun ini Kemenpar menargetkan 720.000 kunjungan wisatawan asal Jepang,” ujar Ardi
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, MDF merupakan kesempatan baik untuk memasarkan destinasi wisata selam Indonesia kepada para peminat wisata selam di Jepang. Menpar berharap ajang ini dapat menghasilkan potensi pertambahan jumlah wisman Jepang pada tahun 2019. Sehingga pada akhirnya menghasilkan keuntungan ekonomi yang menjanjikan bagi berbagai pelaku industri pariwisata nasional.
“Kalau bicara mengenai wisata bahari saya sudah tidak ragu lagi, Indonesia adalah juaranya. Garis pantai Indonesia itu terpanjang ke dua setelah Kanada. Belum lagi dua per tiga terumbu karang terbaik dunia ada di sini. Kalau mau diving dan snorkling lebih baik ke Indonesia. Ini yang akan kita tawarkan pada ajang MDF kali ini,” pungkasnya. (*)