GIANYAR – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melaksanakan program Famtrip We Love Bali. Ada sebanyak 25 media yang mengikuti program yang diselenggarakan pada 6-8 Desember 2020 itu. Pada kesempatan itu, awak media diajak melihat lebih dekat penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainable) di seluruh obyek wisata di Bali. Pada saat bersamaan, Bali Safari Marine Park yang terletak di Kabupaten Gianyar juga melaunching protokol CHSE.
Manajer Operasional Bali Safari and Marine Park, I Ketut Suardana menuturkan, sejauh ini penerapan protokol kesehatan berjalan sangat ketat di Bali Safari Marine Park. “Sekitar dua minggu yang lalu kita sudah disertifikasi oleh Kemenparekraf/Baparekraf. Kami mendapatkan nilai sempurna 100. Protokol CHSE di sini kita menerapkan penerapan protokol kesehatan yang ketat, tamu yang masuk ke Bali Safari and Marine Park harus memakai masker, harus mencuci tangan, kemudian kita juga mempersiapkan beberapa titik hand sanitizer. Pada saat tutup juga kita penyemprotan dengan disinfektan,” tutur Suardana, Selasa (8/12/2020).
Di Bali Safari Marine Park pengunjung dapat menikmati atraksi seperti safari journey yaitu keliling dengan menggunakan kendaraan khusus untuk melihat satuan satwa. “Kemudian juga ada pemandunya yang akan menginformasikan kepada pengunjung mengenai perilaku dan karakter daripada satwa tersebut. Kemudian ada pertunjukan harimau, pertunjukan gajah dan ada pertunjukan aneka satwa. Di sini kami akan memberikan pelayanan yang baik terhadap semua pengunjung agar merasa puas,” ujarnya.
Jiona Karsani, pengunjung Bali Safari Marine Park yang ditemui terpisah mengaku tak khawatir berkunjung ke sini lantaran protokol kesehatan berlangsung sangat disiplin. Ia pun dapat dengan tenang menikmati atraksi satwa tanpa khawatir terpapar COVID-19. “Pertama tadi kita ke restorannya. Di sana kita sudah lihat ada singa di luarnya, kehidupan singa itu seperti di habitatnya, kita bisa melihat dari dekat dengan menggunakan kendaraan khusus,” tutur dia.
“Yang kedua kita juga sudah menonton pertunjukan gajah, menceritakan bagaimana keadaan gajah di lingkungan aslinya dan memberikan edukasi kepada pengunjung untuk menjaga habitatnya. Menurut saya bagus, ya. Satwa-satwa di sini seperti di habitatnya. Gajah di sini kelihatan sangat terawat, kita banyak belajar di Bali Safari and Marine Park,” tambah dia.
Di sisi lain, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani menuturkan, penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE mengadopsi perubahan perilaku dan permintaan wisatawan di masa pandemi ini. Pada era adaptasi kebiasaan baru atau New Normal, wisatawan tak hanya melihat atraksi, aksesibilitas dan amenitas dari suatu destinasi wisata saja, tetapi juga aspek keamanan dan kesehatan.
“We Love Bali. memberikan apresiasi besar kepada Pulau Dewata. Percepatan pemulihan industri harus dilakukan dan diberikan. Momen yang ideal karena berada di transisi New Normal. Program CHSE juga diterapkan di sana. CHSE tentu jadi garansi keamanan dan kesehatan wisatawan di sana,” ungkap Rizki Handayani.(***)