TABANAN: Kunjungan ke Bali menjadi kesempatan yang tak disia-siakan peserta famtrip Filipina untuk mengeksplore keindahan panorama Tanah Lot. Ikon Bali yang melegenda itu memang menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan mancanegara (wisman), tak terkecuali wisman Filipina.
Tanah Lot menjadi destinasi wisata terakhir peserta famtrip sebelum mereka kembali ke Filipina, Kamis (4/4/2019) dengan menggunakan penerbangan malam. Begitu tiba di Tanah Lot, mereka yang terdiri dari Gilbert (CTOURZ.Inc), Medy C Gonzales Holili (GM Ticketianda Travel and Tours), April Rose T (GM Golden Sunrise Travel and Tours), Jose AR ( Ambik Travel and Tours), Gregorio Sarita (GIS Travel and Tours), dan Charisse (GM One World Travel and Tours) langsung menyebar untuk mengambil foto selfie mereka. Kevin sebagai leader guide sampai kewalahan mengumpulkan mereka untuk sekedar foto bersama dengan background tanah lot.
Di Tanah Lot, Gilbert dengan tripodnya sibuk berfoto ria ke sana kemari mengambil view yang bagus. “Pemandangan yang luar biasa. Kita bisa mengambil foto dari angel mana saja,” kata Gilbert yang tampak sibuk dengan tripodnya. Sementara Medy tak henti-hentinya berfoto selfie dengan menggunakan tongsis.
Di Tanah Lot yang terletak di wilayah kabupaten Tabanan, wisatawan asing maupun domestik memang tampak menikmati pemandangan pantai yang airnya sedang surut itu. Mereka tidak hanya menikmati pemandangan yang ada, namun mereka juga berbondong-bondong menyusuri pantai. Dengan kondisi air surut, para pelancong seakan-akan tak mau menyia-nyiakan kesempatan menuju pura tua yang jika air pasang tampak berada di tengah laut. Mereka juga bermain air sambil tak lupa mengabadikan momen air surut ini dengan kamera telepon selular (ponsel).
Kunjungan wisatawan sendiri naik 50 persen, sebagaimana terlihat dari data pada kunjungan wisatawan ke Tanah Lot mencapai 7.000 orang.
Dalam liburan kali ini, kunjungan wisatawan didominasi oleh wisatawan domestik yang umumnya berasal dari Jawa Timur dan Sumatera. Sementara untuk wisman tampak wisatawan asal Tiongkok yang mendominasi.
“Tanah Lot memang keren. Penataan kawasan objek wisatanya lebih mengedepankan nuansa religius yang dipadukan dengan panorama dan keindahan alam,” ujar Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya di lain kesempatan.
Menurut Arief Yahya panorama Tanah Lot sangat indah, apalagi melihat matahari tenggelam di sanat. Pesona pantai dengan background memerah saat sunset bisa dinikmati di sana. Nuansanya makin terasa asyik dengan balutan Pura Luhur Tanah Lot. Bangunan yang berdiri di atas karang itu terlihat sangat artistik.
Nuansa Bali-nya sangat terasa, setidaknya ada enam pura (tempat sembahyang umat Hindu, red), yang berdiri di atas lahan seluas 3.600 meter persegi itu. Pura-pura tersebut adalah Pura Tanah Lot, Pura Enjung Galuh, Pura Jro Kandang, Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan dan Pura Pekedungan. Yang paling sakral, tentu Pura Tanah Lot, pura ini berdiri di atas batu karang besar. Beratus-ratus tahun lamanya deburan ombak menghantam, tetapi pura itu tetap berdiri.