SANGGAU – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) segera menggelar Focus Group Discussion (FGD) Co-Branding Crossborder Kalimantan, Senin (15/4) mendatang. Kegiatan ini menjadi penegas bahwa Kemenpar semakin memperkuat program crossborder, khususnya di Entikong.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung mengatakan, dalam lawatannya ke Sanggau, Tim Co-Branding Kemenpar juga akan meninjau langsung Sirikin dan mengunjungi sejumlah tempat. Termasuk pasar-pasar yang sekiranya nanti bisa menjadi target untuk kegiatan Weekend Market.
Sebagaimana diketahui, Weekend Market menjadi salah satu gagasan terbaru Kemenpar dalam mengembangkan wisata perbatasan atau crossborder tourism, terutama di wilayah Entikong. Ini dimaksudkan untuk mensinergikan kegiatan Kemenpar dengan pemerintah daerah. Tujuannya, yakni mencari cara untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di wilayah perbatasan.
“Weekend Market Crossborder akan membuat masyarakat Indonesia di perbatasan semakin sejahtera. Hadirnya wisatawan pada kegiatan tersebut jelas membawa dampak positif bagi perekonomian. Bukan saja bagi pedagang kuliner di lokasi, tetapi juga hotel-hotel atau homestay di sekitarnya,” ujarnya, Jumat (12/4).
Adella mengaku akan memaanfaatkan beberapa kesamaan antara Indonesia dengan Malaysia. Baik soal budaya maupun kuliner. Sedapat mungkin ia akan menyajikan hal-hal yang disukai wisatawan Malaysia demi menarik minat mereka untuk berkunjung.
“Saya rasa tidak hanya sebatas destinasi wisata yang akan kita tampilkan. Tetapi harus ada atraksi lain yang ditawarkan, misalnya seni budaya. Kita akan gali itu dan mengemasnya sedemikian rupa, sehingga layak untuk dijual. Termasuk kuliner, kita harus tahu apa yang disukai wisatawan,” ucapnya.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, sinergi antara pusat dan pemerintah daerah harus dilakukan. Itulah yang selalu dilakukan Kementerian Pariwisata.
“Semua kegiatan yang bisa disinergikan dengan daerah, pasti akan melibatkan pemerintah daerah. Tujuannya pun positif. Yakni mengangkat sektor pariwisata daerah dan mendatangkan wisatawan,” ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, program-program crossborder memang bukan semata untuk meningkatkan kunjungan wisman. Ada dampak positif lain yang diharapkan mampu dirasakan warga setempat. Yaitu hidupnya perekonomian di wilayah sekitar.
“Dengan adanya event seperti ini, bisa dipastikan banyak pedagang yang ambil bagian untuk mencari keuntungan. Artinya, ada perputaran ekonomi secara langsung di sini. Karenanya, semua pihak harus bergerak untuk memajukan pariwisata. Bergerak bersama untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik,” tegasnya. (*)