Perekonomian Indonesia Makin Kompetitif dengan Pertumbuhan 5,05%

JAKARTA – Perekonomian Indonesia kembali ke track positif. Prospeknya diprediksi semakin cerah saat mendekati penghujung tahun 2020. Indonesia berhasil melewati masa kritis rock bottom, lalu Produk Domestik Bruto (PDB) kompetitif. Sektor belanja pemerintah naik, percepatan serapan anggaran juga dilakukan di awal November 2020 sebagai stimulus.

“Ekonomi Indonesia sebenarnya terus tumbuh mengesankan. Dari kuartal ke kuartal, perekonomian bisa tumbuh hingga 5,05%. Kondisi ini yang harus terus diperhatikan hingga terus melompat kompetitif pada Kuartal III,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Fase terparah atau rock bottom memang sudah dilalui perekonomian Indonesia secara mulus. Rapor positif dibukukan di Kuartal III 2020 karena PDB Indonesia melompat 5,05% secara kuartalan. Padahal, bila mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB Indonesia minus 2,41% pada Kuartal I 2020. Posisi perekonomian Indonesia semakin minor. Sebab, PDB Indonesia pada Kuartal II 2020 minus 4,19.

“Melihat kondisi yang ada saat ini, kami optimistis rapor perekonomian Indonesia akan positif. Tetap naik kompetitif. Tren perbaikan akan terus berlanjut. Sebab, pemerintah terus mendorong pertumbuhan positif ini dengan beragam regulasinya,” terang Airlangga.

Optimistime memang terus digelembungkan perekonomian Indonesia pada Kuartal IV 2020. Mendekati penghujung tahun, perekonomian Indonesia berpotensi melompat ke zona positif. Proyeksi angka dari pertumbuhannya adalah positif 0,6%, meski batas bawahnya berpotensi berada di zona negatif 1,6%. Airlangga menambahkan, awal tahun depan menjadi start terbaik bagi perekonomian Indonesia.

“Kami optimistis lonjakan PDB signifikan akan terus terjadi hingga akhir tahun. Perekonomian akan ada di zona positif. Kalau hal ini terpenuhi, maka perekonomian Indonesia akan pulih di awal 2021. Semua sangat terbuka karena semua elemen menunjukan tren yang positif dan terukur,” lanjutnya lagi.

Positifnya perekonomian memang tidak lepas dari impact positif beberapa elemen. Sebab, sektor belanja pemerintah mengalami kenaikan 9,76% sepanjang Kuartal III 2020. Rapor positif tersebut memberikan dorongan kontribusi hingga 9,69% terhadap PDB. Secara riil, belanja pemerintah memberikan stimulus sekitar Rp1.840,9 Triliun atau 67,2% dari total belanja negara. Jumlah ini naik 15,4% dari periode sama di tahun sebelumnya.

“Pemerintah akan terus memainkan peranannya untuk menggerakan perekonomian nasional. Belanja pemerintah memberikan impact yang bagus kepada pasar. Ada pergerakan ekonomi yang memberikan value bagi masyarakat,” jelas Airlangga lagi.

Lebih lanjut, pemerintah juga melakukan belanja khusus untuk penanganan program Covid-19 juga Pemulihan Ekonomi Nasional. Program tersebut sudah menghabiskan anggaran sekitar Rp268,3 Triliun. Serapannya mencapai 38,6% dari pagu anggaran total Rp695,2 Triliun. Durasinya penyalurannya hingga 23 September 2020. Semakin kompetitif, serapannya pun terus dipercepat.

Percepatan serapan anggaran tersebut digenjot pada 2 November 2020. Serapannya kini berada pada angka Rp366,86 Triliun atau sekitar 52,8%. “Percepatan-percepatan terus dilakukan pemerintah. Hal ini akan membuat perekonomian semakin kompetitif. Sisa anggaran yang ada juga terus dioptimalkan agar memberikan manfaat riil bagi kesejahteraan masyarakat,” tegas Airlangga.(***)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>