MAGELANG – Beragam bantuan fisik langsung dialirkan Kemenparekraf/Baparekraf pada destinasi wisata Magelang. Prioritas utama peruntukannya bagi poros destinasi Candi Mendut-Pawon-Borobudur. Program tersebut mejadi treatment optimalisasi aplikasi CHSE (Cleanlinnes, Health, Safety, Environment Sustainability) di sana. Apalagi, implementasinya diperkuat Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Sosialisasi CHSE.
Bimtek dan Sosialisasi CHSE untuk zonasi Magelang-Puworejo sudah digelar Kamis (12/11). Lokasinya di Hotel Atria, Magelang, Jawa Tengah. Pesertanya ada 100 orang dari Magelang dan Purworejo. Respon cepat realisasi juga langsung diberikan Kemenparekraf/Baparekraf. Mereka ini melakukan survey lokasi di destinasi Candi Mendut-Pawon-Borobudur sebagai penerima bantuan fisik pada Jumat (13/11).
“Revitalisasi sarana prasarana langsung diberikan oleh Kemenparekraf/Baparekraf. Sebab, penerapan CHSE harus optimal di lapangan. Destinasi Candi Mendut, Pawon, bahkan Borobudur sangatlah penting. Poros destinasi ini juga sudah beberapa bulan aktif kembali usai vakum karena pandemi Covid-19,” kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hari Santosa Sungkari.
Memanfaatkan momentum masa transisi New Normal, sebagai gambaran, destinasi Candi Mendut pun langsung dibuka lagi pada Juli 2020. Durasi waktu operasionalnya setiap harinya pukul 06.30-17.00 WIB. Harga tiket yang ditawarkan Rp10.500 untuk wisman dewasa, lalu anak-anak dibanderol Rp5.500. Rata-rata pergerakan wisnusnya sekitar 20 orang per hari.
Serupa Mendut, denyut aktivasi juga mulai dirasakan destinasi Candi Pawon. Diaktivasi 8 Juli 2020, spot ini rata-rata dikunjungi 6 orang wisnus per hari. Pada kondisi normal, sebelum pandemi Covid-19, rata-rata arus wisatawan mencapai 40 orang per hari. Profilnya pun makin kompetitif dengan dominasi 70% adalah wisman. Paspor asing itu diantaranya dari Tiongkok, Belanda, Prancis, Australia, dan Inggris.
“Aktivasi kembali destinasi Candi Mendut-Pawon-Borobudur tentu harus didukung. Pasarnya sudah mulai tumbuh. Selain branding, penguatan riil harus diberikan di lapangan. Secara prinsip semuanya siap melayani wisatawan New Normal. Semua perangkat CHSE termasuk protokol kesehatan dijalankan secara penuh,” kata Hari lagi.
Mendukung optimalisasi fisik destinasi, revitalisasi diberikan. Bantuannya menyasar amenitas, termasuk CHSE di zona depan. Komposisinya, sistem registrasi/reservasi, hingga revitalisasi TIC. Untuk amenitas mengacu pada protokol Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Ramah Lingkungan. Adapun sistem registrasi bisa diarahkan melalui pembuatan sistem baru hingga penyiapan contact tracing CHSE-nya.
Bagaimana dengan revitalisasi TIC? Revitalisasi ini diarahkan melalui TIC Kiosk Portable, perbaikan TIC, juga penambahan ruangnya. Bisa juga didorong melalui pengadaan panel-panel informasi hingga partisi ruang pamer dan furnitur. Secara fisik jumlah Toilet Portable ada 1 unit, lalu masing-masing 15 unit bagi Papan Informasi dan Signage/wayfinding.
Untuk Perlengkapan Petugas CHSE ada 10 unit. Kemenparekraf/Baparekraf juga mengalirkan masing-masing 5 unit untuk Thermogun dan Tempat Cuci Tangan. Adapun tempat sampah yang disiapkan ada 9 unit. Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Oni Yulfian pun menjelaskan, sarana yang diberikan membuat layanan destinasi semakin prima.
“New Normal menjadi momentum terbaik untuk terus meng-upgrade sistem dan infrastruktur destinasi. Kini layanan bagi wisatawan di poros Mendut-Pawon-Borobudur akan semkin bagus. Semakin prima. Titik penempatannya sudah ditetapkan karena survey langsung sudah dilakukan. Tetap nikmati warna eksotis dari Mendut-Pawon-Borobudur,” jelas Oni.
Memperbaiki sistemnya, sentuhan terbaik juga diberikan Kemenparekraf/Baparekraf di poros destinasi Mendut-Pawon-Borobudur. Alur pelayanannya terbagi pintu masuk, loket, penyelenggara kegiatan, dan fasilitas/area publik, lalu pintu keluar. Sisi lain, mengakomodir kepentingan kantor dan ruang karyawan. Secara mum zonasinya terbagi Starting Point, Story Point, Section Point 1-2, dan Ending Point.
Untuk Starting Point terdiri dari shelter inter moda, welcoming, signage, story line map, TIC, dan toilet. Pada Story Point 1 terdiri marker sign, signage, interpretation board, toilet, lalu refreshment. Berikutnya, ada Section Point (Landmark) yang identik dengan Story Point 1 plus section shelter dan produk utama wisata. Adapun Story Point 2, sama seperti Story Point 1 hanya ditambah direction map.
“Dengan fasilitas dan sistem baru yang diterapkan sesuai CHSE, mobilitas wisatawan semakin efektif. Mereka juga dekat dengan beragam fasilitas tambahan yang dibutuhkan. Yang jelas, revitalisasi ini akan memberikan banyak kemudahan dan manfaat bagi wisatawan,” tegas Koordinator Area I Pengembangan Destinasi Regional I Wijonarko.
Selain fisik, destinasi juga mendukung optimalisasi akses ekonomi bagi pelaku pariwisata. Bantuan fisik berupa revitalisasi kios atau gerai usaha diberikan. Prioritasnya adalah kios dagang yang berada di area poros destinasi Candi Mendut-Pawon-Borobudur. Revitalisasi kios tersebut didasarkan atas pengajuan proposal dari Pemerintah Kabupaten Magelang.
“Semua aspek di destinasi akan direvitalisasi. Bukan hanya fisik dan sistemnya saja, tapi akses ekonomi juga harus didukung. Kalau semuanya bagus dan menarik, wisatawan tentu akan semakin tertarik untuk melihat lalu membeli beragam produk kreatif tersebut. Artinya, peluang income pelaku pariwisata jadi makin terbuka dan besar,” tutup Sub Koordinator Area I A Pengembangan Destinasi Regional I Andhy Marpaung.(*)