BANDUNG – Para mahasiswa Univeristas Padjajaran, Bandung, mendapatkan bekal berharga sebelum terjun ke dunia pariwisata. Bekal tersebut berupa pengetahuan mengenai 4 pilar dalam pariwisata, yaitu destinasi, pemasaran, industri dan kelembagaan.
Pengetahuan tersebut didapat dalam Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes To Campus. Event ini dilangsungkan di Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, Senin (20/5).
Pembicara dalam event ini adalah Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat Dedy Taufik. Ia membawa materi mengenai Arah Kebijakan Pengembangan Pariwisata Provinsi Jaw Barat. Pembicara lainnya adalah Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran dengan materi Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Pengembangan SDM Kepariwisataan.
Narasumber lainnya adalah Mohammad Liga Suryadana dari STP Bandug yang memberikan materi mengenai Isu Strategis Pengembangan Industri Pariwisata, dan Kabid Ekowisata Kemenpar Gunawan Wimbawa yang memberi pemahaman menngenai Presentasi Produk Pariwisata dan Sikap Melayani.
Pemahaman mengenai 4 pilar pariwisata sendiri disampaikan Kepala Bidang Ekowisata Kementerian Pariwisata Gunawan Wimbawa.
“Kalian pasti tahu mengenai 4 Pilar Kebangsaan? Kita di pariwisata juga punya. Namanya 4 Pilar Pariwisata. Ada Pemasaran, Destinasi, Industri, dan Kelembagaan. Tidak semua kita jabarkan karena waktu yang terbatas. Tapi kalian akan saya beri gambaran mengenai dasar dari pilar itu,” kata Gunawan.
Dijelaskannya, Destinasi dalam pariwisata melingkupi unsur 3A, Atraksi-Amenitas-Aksesibilitas.
“Contoh mudahnya, jika wisatawan datang ke Tangkuban Parahu, apa atraksi yang mereka dapat? Tentunya kawah gunung. Terus jika mereka mau mencari makan dan beristirahat, atau menginap, kemana mereka harus pergi. Itu kaitannya dengan amenitas. Yang tidak kalah penting, bagaimana cara mereka ke destinasi. Atau aksesnya. Semakin kuat unsur 3A di destinasi, semakin banyak wisatawan yang hadir,” katanya.
Mengenai Pemasaran, strategi yang dipakai Kementerian Pariwisata adalah BAS. Alias Branding, Advertising, dan Selling. Untuk Industri sekitar sektor pariwisata. Industri juga melibatkan sejumlah lembaga seperti PHRI, Asita, dan lainnya.
Kelembagaan juga dinilai hal yang penting oleh Gunawan Wimbawa. Ia pun balik bertanya kepada para mahasiswa.
“Kalian tahu seperti apa kegiatan kelembagaan? Salah satunya ya seperti ini. Kelembagaan itu memperkuat SDM, memperkuat hubungan antar lembaga. Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan,” paparnya.
Gunawan pun menilai pariwisata sebagai sektor yang unik. Ia menyebut pariwisata itu tidak kemana-mana. Namun, ada dimana-mana.
“Contohnya apa? Harga tiket yang naik sekarang pariwisata terkena dampaknya. Tapi bukan wewenang kita. Itu ada di Kemenhub. Trus jika jalan ke destinasi rusak, pariwisata pasti terkena dampaknya. Tapi, bukan kita yang harus perbaiki. Ada Kementerian PUPR. Ya seperti itulah. Keunikan pariwisata ada disitu,” katanya.
Sedangkan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani menambahkan, pariwisata menyentuh semua pihak.
“Pariwisata itu banyak kaitannnya. Bisa menyentuh segala pihak. Itulah yang membuat pariwisata membutuhkan semangat Indonesia Incorporated. Semangat untuk membangun bersama-sama,” paparnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengutarakan hal yang tidak jauh berbeda. Dijelaskannya, pariwisata sangat dinamis. Dan memiliki value yang luar biasa.
“Pariwisata bisa menggerakkan sektor perekonomian. Mulai dari ekonomi kerakyatan hingga ekonomi bangsa. Hal ini yang membuat pariwisata menjadi core economy bangsa. Dan akan menjadi penyumbang devisa nomor satu. Untuk itu, kita membutuhkan SDM-SDM berkualitas untuk menjaga agar pariwisata tetap terdepan,” katanya.(*)