Luncurkan Calender of Event 2019, Sulteng Siap Manjakan Wisatawan

JAKARTA – Sajian terbaik siap menyambut wisatawan yang akan berlibur ke Sulawesi Tengah (Sulteng). Setelah provinsi ini meluncurkan Calender of Event (CoE) Sulteng 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jakarta, Jumat (5/4).

Peluncuran itu dilakukan oleh Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti bersama Staf Ahli Gubernur Sulteng Bidang Hukum, Politik & Kesra, Sitti Norma Mardjanu.

Mengangkat tema ‘‘Bringing Central Celebes to The World’, Sulteng menggelar 30 event unggulan di 13 kabupaten/kota sepanjang 2019. Dari 30 event tersebut, 3 event di antaranya masuk dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia 2019.

“Ini merupakan salah satu langkah kita membangkitkan sektor pariwisata Sulteng. Karena tak dapat dipungkiri atraksi merupakan bagian penting dalam peningkatan sektor pariwisata. Untuk atraksi sepanjang tahun ini Sulteng menggelar 30 event unggulan, 3 event di antaranya masuk dalam 100 CoE WI 2019 atau terjadi peningkatan dari tahun lalu sebanyak 8 event unggulan dan 2 event masuk dalam 100 CoE WI 2018,” kata Sitti Norma.

Sitti menambahkan, 3 event yang masuk di CoE Kemenpar akan menjadi andalan utama untuk menjaring wisatawan ke Sulteng. Yang pertama ada Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT). Festival ini akan berlangsung di Pantai Kayubura Kabupaten Parigi Moutong pada 19 – 23 April 2019.

Selanjutnya ada Festival Pulo Dua yang akan berlangsung di Kecamatan Balantak Utara, Kabupaten Banggai pada 25 -28 Juli 2019. Festival tahunan Pulo Dua menampilkan berbagai budaya serta keanekaragaman flora, fauna, dan daya tarik panorama alam Kabupaten Banggai.

Serta yang terakhir ada Festival Danau Tektonik Poso (FDTP). Festival ini akan berlangsung di Danau Poso, Tentena pada 26-30 Agustus 2019 mendatang.

“Festival budaya yang digelar sejak 1989 ini menjadi event unggulan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sulteng khususnya ke Kabupaten Poso,” imbuh Sitti.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Sulteng juga tengah fokus mengenjot aksesibilitas dan konektivitas. Baik itu penerbangan, perjalanan darat, maupun pelayaran. Rencananya, konektivitas pelayaran akan menghubungkan 6 provinsi yang ada di Sulawesi. Sedangkan transportasi darat nantinya akan terkoneksi melalui percepatan pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi. Sarana dan sistem transportasi ini akan menghubungkan titik-titik destinasi pariwisata di Sulawesi.

Sementara itu untuk konektivitas udara, Sulteng terhubung dengan penerbangan antar kabupaten/kota melalui 7 bandara yang dimiliki. Dimana Bandara Mutiara Sis Al Jufri di Kota Palu dan Syukuran Aminuddin Amir di Luwuk Kabupaten Banggai dapa didarati pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737.

“Pemerintah daerah bersama stakeholder pariwisata Sulteng sedang mengupayakan agar Mutiara Sis Al Jufri dinaikkan statusnya dari saat ini sebagai bandara domestik menjadi bandara internasional. Karena mempunyai panjang landasan 2.500 meter lebar 45 meter dengan kekuatan menahan beban bisa dinaikkan menjadi 56 PCN supaya dapat didarat pesawat jenis Boeing 737-800,” kata Sitti.

Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Esthy Reko Astuti mengapresiasi peluncuran CoE Sulteng 2019. Kerena dengan semakin banyaknya atraksi yang ditampilkan maka akan semakin banyak pula wisatawan yang berkunjung ke Sulteng. Tercatat pada 2018, Sulteng dikunjungi oleh 25.741 wisatawan mancanegara (wisman) dan 3.4321.178 wisatawan nusantara (wisnus).

“Sebagian besar wisman yang datang ke Sulteng berkunjung ke Pulau Togean sebagai pulau terbaik untuk atraksi underwater. Dimana pulau ini menjadi destinasi wisata bahari kelas dunia. Nah dengan CoE ini diharapkan destinasi lainnya akan ikut terangkat juga, karena potensi destinasi Sulteng masih sangat banyak,” kata Esthy yang juga sebagai Ketua Pelaksana 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia 2019 itu.

Sementara menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, pariwisata Sulteng sudah waktunya berkembang jadi destinasi kelas dunia. Meski sempat terpukul akibat gempa Palu, Menpar optimis dengan makin banyaknya event akan kembali membuat pariwisata Sulteng bersinar kembali.

Menteri asal Banyuwangi itu juga berpesan, setiap event harus dikemas secara menarik. Berstandar nasional, baik koreografi, fashion, hingga music “Pesan ini disampaikan juga Pak Presiden Joko Widodo di Teluk Tomini waktu itu. Yaitu, koreografi harus tingkat nasional. Fashionnya harus nasional. Musiknya juga harus tingkat nasional,” ujarnya.

Selain itu, Menpar pun berpesan untuk meningkatkan aksesibilitas khususnya udara. Dengan berbagai potensi pariwisata yang dimiliki Sulteng, sudah waktunya Sulteng memiliki bandara Internasional.

“Konsep pengembangan pariwisata itu 3A, Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas. Ketiganya harus seimbang. Untuk menjadi destinasi kelas dunia, Atraksinya harus kelas dunia, akomodasi kelas dunia dan Aksesnya juga kelas dunia. Tidak bisa terpisahkan,” pungkas Menpar.(*)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>