BANDUNG – Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung (STP NHI Bandung) menggelar Seminar Field Project Study (FPS) 2019. Seminar ini membahas Kelayakan dan Perencanaan Bisnis Pariwisata di Kabupaten Sumedang.
Seminar dilaksanakan di Auditorium Gedung Ciremai STP NHI Bandung, 13-14 Mei. Ini merupakan hasil studi lapangan 59 mahasiswa semester 8 program studi Administrasi Hotel (ADH) dan tiga dosen pembimbing di empat lokasi pariwisata Kabupaten Sumedang.
Dosen STP NHI sebagai penanggung jawab FPS 2019 Imam Hudaya mengatakan, para mahasiswa telah melakukan penelitian dan studi kelayakan usaha pariwisata di empat destinasi wisata Kabupaten Sumedang. Keempat distinasi tersebut yakni di Desa Wisata Kampung Toga, Kawasan Jatigede, Margawindu Kampung Tiis dan Cipanas Buah Dua.
“Selain menerima pelajaran text book, mahasiswa juga mendapatkan tugas lapangan dalam bentuk studi kelayakan bisnis. Dalam kesempatan ini bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang,” ujar Imam.
Para mahasiswa yang dibagi menjadi empat kelompok diberikan kebebasan untuk memilih wilayah yang akan dijadikan objek penelitian serta diproposalkan. Hasil penelitian dapat menjadi bahan dan acuan bagi Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang mengembangkan destinasi wisata, khususnya bidang perhotelan.
“Sebelum melakukan penelitian selama lima hari di lapangan, mahasiswa telah diberikan pengarahan dan bimbingan di kampus selama tiga bulan,” ungkap Imam.
Proposal hasil observasi mahasiswa dipresentasikan dalam Seminar FPS dan dievaluasi oleh para pakar terkait baik dari industri perhotelan maupun pemerintah daerah. Sedangkan hasil penelitian dibuat lebih menarik dalam bentuk digital (vlog dan streaming).
Sementara itu, Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Disparpora Kabupaten Sumedang Ajat Sudrajat mengaku terhormat karena STP NHI Bandung memilih Sumedang sebagai penelitian. Menurutnya, hal ini merupakan pilot project pertama yang dibuat oleh pihak STP Bandung dengan pemerintah Kabupaten Sumedang.
”Awalnya kerja sama tidak langsung ke lapangan. Namun, tahun ini mahasiswa langsung terjun ke lapangan. Mereka mengidentifikasi kemudian merumuskan model pengembangan khusus di bidang perhotelan. Ini merupakan anugerah bagi kami. Mudah-mudahan ini menjadi awal kebangkitan pariwisata Kabupaten Sumedang,” jelas Ajat.
Ajat menambahkan, FPS ini sangat mebantu program Disparbudpora Kabupaten Sumedang dalam mengembangkan kawasan wisata yang siap kunjung. Para mahasiswa mendesain lokasi wisata dengan resort, cotage dengan konsep natural.
”Ke depan ini bisa kami jadikan proposal pengembangan wisata. Tinggal nanti kita cari investornya,” pungkasnya.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani turut angkat bicara. STP NHI Bandung memang harus turut menelaah lebih lanjut fenomena pariwisata yang terjadi di berbagai daerah.
“Hal ini akan memberikan manfaat untuk pengembangan produk destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, maupun masalah lain yang secara khusus hanya dialami di satu daerah melalui penelitian bernama FPS dan dilanjutkan dengan menyelenggarakan Seminar FPS,” kata Giri.
Melalui seminar yang digelar, nantinya akan ditelaah lebih mendalam dan merumuskan rekomendasi yang tepat. Rekomendasi sebagai alternatif solusi terkait fenomena yang ditemukan selama penelitian.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, STP NHI Bandung sebagai pengampu mata kuliah Perencanaan Jasa Akomodasi. Selain memberikan pelajaran teks book, STP NHI Bandung juga berikan tugas lapangan kepada para mahasiswa yang disebut Field Project Study dalam bentuk studi kelayakan bisnis.
“Nah, untuk melakukan studi kelayakan bisnis ini, STP membiayai mereka. Anggarannya dari Kementerian untuk penelitian,” kata Menpar Arief Yahya.(*)