BONDOWOSO – Kemeeterian Pariwisata berencana membuat sebuah buku panduan pariwisata untuk Bondowoso. Rancangan itu berdasarkan pembahasan di Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Produk Ekowisata Bondowoso, di Hotel Palm, Bondowoso, beberapa waktu lalu.
Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata Kementerian Pariwisata David Makes, buku yang dirancang akan berbeda dengan panduan wisata yang sudah ada di Bondowoso.
“Kita lebih mengenalkan potensi-potensi lain yang dimiliki Bondowoso. Dan itu berdasarkan juga hasil diskusi dengan para peserta FGD. Jadi ada progresnya dari apa yang kita bahas,” papar David Makes, Senin (8/4).
Dijelaskannya, potensi yang dimiliki Bondowoso banyak sekali. Potensi-potensi itu kemudian akan didorong menjadi sebuah produk.
Selain itu, potensi dan produk tersebut harus dipromosikan. Caranya, dengan melibatkan travel agent. Dijelaskan David Makes, travel agent siap membantu mengelola dan mengangkat pariwisata Bondowoso. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah menggelar famtrip.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Bondowoso Harry Patriantono mengatakan, secara potensi Bondowoso memang tidak kalah dari daerah lain.
“Bondowoso memiliki situs megalitikum yang lebih tua dari trowulan. Ada prasasti yang berusia 700 tahun. Tapi memang belum kami garap secara optimal,” ujar Harry.
Dijelaskannya, FGD menjadi modal buat Disparpora Bondowoso. Modal untuk mengetahui strategi mengangkat sektor pariwisata.
“Kita membangun pariwisata untuk meningkakan kunjungan wisatawan. Juga memperpanjang length of staynya. Kita juga merangkul komunitas untuk mengangkat dan memperkenalkan destinasi Bondowoso di media sosial,” paparnya.
Diakuinya, fokus pariwisata Bondowoso adalah ke destinasi yang banyak dikunjungi. Caranya, dengan memperkuat unsur 3A, aksesibilitas-atraksi-amenitas.
“Kita punya Ijen. Dan wisatawan yang masuk ke Ijen melalui Bondowoso cukup tinggi. Karena memang ada polanya. Kekurangan kita adalah belum siap mendukung wisatawan untuk menginap. Makanya kita hanya menjadi perlintasan. Kita berharap bantuan pengembangan kepariwisataan Bondowoso,” harapnya.
Sedangkan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, berharap Bondowoso mendapatkan banyak masukan dari pelaksanaan FGD.
“Fungsi dari FGD adalah menyatukan visi para stakeholder pariwisata di Bondowoso. Tujuannya, agar mereka bersama-sama memajukan sektor pariwisata,” kata Ni Wayan Giri.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Bondowoso harus mampu memaksimalkan seluruh potensi yang dimilikinya.
“Kenali apa potensi andalan yang bisa digali atau dipromosikan. Karena targetnya adalah kunjungan wisatawan, berarti unsur 3A harus terus diperkuat. Dengan semua potensinya, pariwisata Bondowoso seharusnya bisa mencuat,” ujarnya.