CIREBON – Kemandirian desa wisata terus diperkuat Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Berbagai pelatihan dan pendampingan semakin intensif digelar. Kali ini program diberikan kepada masyarakat Desa Sitiwinangun, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (11/5).
Menurut Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan dan Hubungan Antar Lembaga Wisnu Bawa Tarunajaya, pelatihan ini untuk memperkuat kemandirian desa wisata. Dalam kegiatan ini, Kemenpar menggandeng Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, untuk melaksanakan program tersebut.
“Kami ingin desa wisata semakin berkembang. Semakin mandiri dan paham betul dengan kepariwisataan. Dengan itu desa wisata dapat menjadi destinasi yang dapat diandalkan,” ujar Wisnu, Minggu (12/5).
Keseriusan Kemenpar mengelar pelatihan ini terlihat dari deretan pemateri yang dihadirkan. Ada Ketua LPPM ISBI Bandung Wanda Listiani, Kepala Pusat Penelitian LPPM Afri Wita, Sekretaris LPPM Agus Cahyana dan Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Turyati.
Seusai memberikan materi, Afri Wita mengatakan, bahwa pihaknya fokus memberikan pemahaman mengenai sadar wisata, sapta pesona, homestay, pramuwisata, kuliner dan cinderamata.
“Tujuannya memberikan pemahaman dan penguatan pada masyarakat tentang pentingnya pengetahuan, kesadaran, dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat untuk pengembangan desanya yang akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi masyarakat,” paparnya.
Terlebih untuk cinderamata. Banyak point-point penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan cinderamata. Karena ini harus sejalan juga dengan potensi desa.
“Untuk kekuatan daya saing cinderamata perlu memperhatikan keunikan, ciri khas, dan kearifan lokal serta budaya setempat,” tutur dia.
Pelatihan pun hikan sekedar pemberian materi saja. Masyarakat Desa Sitiwinangun juga diajarkan praktik membuat, menghias, dan mengemas cinderamata gerabah. Masyarakat desa juga diajarkan cara membuat peta potensi desa serta penciptaan seni pertunjukan dari inspirasi.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi penguatan desa wisata untuk pemberdayaan, dan peningkatan potensi desa, SDM, dan ekonomi masyarakat desa,” tukas Afri.
Sementara itu, Kasubbid Kemitraan Usaha Masyarakat Kementerian Pariwisata, Rulyta Marsuri Rachmaesa berharap agar program pelatihan desa wisata dapat membuat Desa Sitiwinangun menjadi desa unggulan. Sehingga dapat berdikari serta mandiri dalam bidang ekonomi. Lantaran pada kegiatan ini pemateri fokus untuk mengembangkan cinderamata dari Desa Sitiwinangun yakni gerabah.
“Desa Sitiwinangun sudah oke, sudah berjalan. Tapi, mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini bisa jadi desa unggulan di Cirebon,” kata perempuan yang biasa disapa Esa ini.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Ni Wayan Giri Adnyani pun seirama. Menurutnya, program ini merupakan keseriusan dari Kemenpar terkait pengembangan desa wisata. Karena tak dapat dipungkiri jika desa wisata memiliki peluang yang sangat besar. Apalagi saat ini desa wisata menjadi tren yang tengah digandrungi wisatawan, khususnya wisatawan millenial.
Giri menyakini pengembangan desa wisata, menjadi stimulus positif pertimbuhan perekonomi pedesaan. Dengan itu akan ada peningkatan percepatan kesejahteraan masyarakat desa. Ingat pariwisata merupakan cara cepat meraup devisa. Maka dari itu pariwisata pun menjadi cara cepat membangun perekonomian desa.
“Artinya multi player efeknya banyak. Di seluruh negara di dunia, devisa sektor riil akan tumbuh ketika sektor pariwisata tumbuh. Itu sudah terbukti. Di desa pun jelas ini dapat diterapkan,” terangnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pengembangan Desa Wisata akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Karena jelas desa wisata dapat menjadi salah satu penopang perkembangan pariwisata Indonesia. Imbasnya tentu peningkatan perekonomian masyarakat dari kepariwisataan.
“Kemenpar terus mendorong pengembangan desa wisata. Dengan dukungan seluruh stakeholder saya yakin percepatan visa kita lakukan. Spiritnya Indonesia Incorporated. Bersatu memajukan pariwisata Indonesia. Jadi dengan berwisata di desa wisata sama dengan membantu membangun perekonomian Indonesia semakin kuat,” tegas Menteri asal Banyuwangi itu. (*)