Flag Off Dikibarkan, Pembalap dari 23 Negara Berlomba Taklukkan Tour de Banyuwangi Ijen

BANYUWANGI – Flag off tanda dimulainya lomba balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen telah dikibarkan, Rabu (25/9). Pembalap sepeda asal 23 negara pun mulai beradu kecepatan dan strategi. Juga menaklukkan rute balapan yang dikenal sangat menantang. Lomba ini akan berlangsung hingga 28 September mendatang.

International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) telah memasuki tahun pelaksanaan ke-delapan. Ajang ini masuk dalam kategori balap sepeda grade 2.2.

Menurut Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata, ITdBI merupakan salah satu ajang balap sepeda terbaik di Indonesia.

“Rutenya komplet. Banyuwangi memiliki medan flat nan mulus yang memanjakan para sprinter. Pembalap dengan tipikal climber pun tak perlu khawatir. Sebab Banyuwangi diberkahi banyak tanjakan yang sangat menantang adrenalin,” papar Esthy.

Salah satu rute ITdBI yang dikenal horor adalah menuju Paltuding, Gunung Ijen. Gunung yang memiliki ketinggian 1.880 mdpl. Tanjakan menuju Paltuding, menurut Persatuan Balap sepeda Internasional (UCI), termasuk dalam tipe hors categorie (HC), atau yang paling berat.

Namun, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, rute berat inilah yang menjadi daya tarik.

“Inilah magnet utama yang membikin para pembalap internasional berbondong-bondong ke Banyuwangi,” jelasnya.

Seperti halnya tahun sebelumnya, ITdBI 2019 akan dilaksanakan dalam empat etape. Total rutenya sepanjang 520,6 kilometer.

Pada stage pertama, pembalap akan menempuh lintasan sejauh 133,2 kilometer dari RTH Maron menuju kantor Pemkab Banyuwangi. Etape kedua menyusuri rute lebih jauh. Sepanjang 148,2 kilometer. Etape ini akan start dari Pantai Pancur di kawasan Taman Nasional Alas Purwo, dan finish di depan kantor Pemkab Banyuwangi.

Pada etape ketiga, pembalap akan melakukan circuit race sejauh 109,3 KM. Mereka akan memutari Kota Banyuwangi sebanyak 12 kali. Etape keempat menyuguhkan rute sejauh 129,9 kilometer. Etape ini akan start dari pasar Purwoharjo, dan berakhir di Gunung Ijen. Pada stage inilah pemenang ITdBI 2019 akan ditentukan.

Sejak digelar pada 2012 lalu, hanya Peter Pouly yang memiliki dua gelar juara di TdBI. Yakni tahun 2014, dan 2015. Pouly sebenarnya menjuarai ITdBI 2016. Akan tetapi, gelarnya dicopot karena ia terbukti melanggar regulasi tentang bobot minimal sepeda. Mahkota TdBI 2016 pun diberikan kepada Jai Crawford.

Pada tahun ini, tim-tim terbaik di Asia dan Eropa kembali datang ke Banyuwangi untuk mengikuti TdBI 2019. Mereka membawa serdadu, serta amunisi terbaiknya.

Sementara Bupati Banyuwangi menambahkan, Tim-tim dengan nama besar ambil bagian dalam event ini.

“ITdBI telah menjadi ikon sports tourism daerah. Sekaligus salah satu event yang membuat Banyuwangi disebut sebagai kota balap sepeda di Indonesia. Ratusan pembalap sepeda profesional dari dalam, dan luar negeri, akan bertanding menjadi yang terbaik di ajang ini,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

Tim-tim besar berprestasi dunia yang ambil bagian antara lain Team UKYO (Jepang), KINAN Cycling Team (Jepang), Taiyuan Miogee Cycling Team (Tiongkok), St George Continental Cycling Team (Australia), dan Team Sapura Cycling (Malaysia). Mereka mencatat prestasi apik dalam rangkaian 2019 UCI Asia Tour.

Team UKYO misalnya. Mereka tercatat sebagai juara Tour de Tochigi, Jepang, Maret lalu. Team Sapura Cycling juga cukup berjaya tahun ini. Mereka menjadi yang terbaik pada Tour de Langkawi, dan Tour de Iskandar Johor. Sapura juga tercatat sebagai juara Tour de Singkarak 2018.

Sementara Taiyuan Miogee Cycling Team adalah pemenang Tour de Filipinas, dan Tour of China I. Terengganu Cycling Team berjaya pada Oita Urban Classic di Jepang, pertengahan Agustus lalu, dan St George Continental Cycling Team yang diperkuat Ryan Cavanagh, adalah jawara Tour of Thailand, awal April lalu.

Sedangkan Kinan Cycling Team yang diperkuat Thomas Lebas, merupakan juara Tour de Indonesia 2019. Thomas Lebas sendiri merupakan peraih yellow jersey pada ITDBI 2018.

Selain tim asing, lanjutnya, tim-tim asal Indonesia juga berpartisipasi di ajang ini. Antara lain, BRCC Banyuwangi, PGN Road Cycling Team, KGB Jakarta, dan KFC Cycling Team.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mendukung pelaksanaan event sport tourism ini. Apalagi pesertanya terdiri dari tim. Dan melibatkan banyak orang.

“Menjaring wisatawan mancanegara melalui sport tourism adalah cara yang efektif. Apalagi jika pesertanya adalah tim. Ada atlet, mekanik, pelatih dan lainnya. Saat datang ke destinasi, mereka adalah wisatawan. Yang menguntungkan, lenght of stay mereka juga panjang. Karena mereka butuh persiapan dan adaptasi,” paparnya.

Menpar pun mengajak daerah lain untuk membuat event sport tourism berkelas. Seperti ITdBI. Tujuannya, untuk menarik lebih banyak wisatawan.

“Tapi tidak bisa sembarangan. Jadwalnya harus pasti tidak boleh berubah-ubah. Hadiahnya besar. Dan promosinya juga harus bagus. Kalau ini terpenuhi, peserta mancanegara pasti hadir,” tutur mantan Dirut PT Telkom itu.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>