NUSA DUA – Pameran pariwisata terbesar Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) akan kembali hadir. Kali ini, event akan digelar 25-29 Juni 2019. Kegiatan yang sudah ke-6 kalinya ini digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Acara tahunan bertaraf international ini diselenggarakan oleh Bali Chapter of the Indonesian Association of Tours & Travel Agencies (ASITA-Bali). Event ini juga didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan berbagai stakeholders. BBTF adalah ajang pertemuan business to business dalam industri pariwisata nasional dan internasional.
Tahun ini, tema yang diangkat “Journey to Sustainable Tourism” atau “Perjalanan Menuju Pariwisata Berkelanjutan”.
“Tema yang mencerminkan keterlibatan industri pariwisata Indonesia. Untuk melestarikan dan melindungi budaya berciri khas dan lingkungan alamnya sebagai tanggung jawab besama,” ujar Ketua Komite BBTF & Ketua ASITA Bali, I Ketut Ardana, Senin (17/6).
Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) kembali menjadi pendukung dan tempat penyelenggaraan BBTF tahun 2019 ini. Berlokasi di Kompleks Nusa Dua yang dioperasikan secara profesional oleh salah-satu BUMN, Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC).
ITDC juga dikenal sebagai destinasi berkelas bagi sekitar 5.000 kamar hotel-hotel berbintang. Serta berbagai tempat makan, belanja, dan hiburan, dan lapangan golf untuk kejuaraan 18-hole golf-course yang keseluruhannya tersebar di sepanjang pantai berpasir putih bersih.
“Seperti kesuksesan acara tahun lalu, BBTF 2019 ditargetkan mampu menarik lebih dari 200 sellers baik dari Bali, Indonesia secara keseluruhan maupun dari luar negeri. Diharapkan pula sekitar 300 buyers telah turut mendaftar dimana tercatat 289 buyers dari 57 negara dan 213 sellers telah terdaftar menjelang 1,5 bulan sebelum BBTF 2019 dimulai,” ungkap I Ketut Ardana.
Ia menambahkan, untuk buyers tahun 2019 ini paling banyak berasal dari Eropa. Terutama dari Inggris, diikuti oleh Perancis, Belanda, Italia, Jerman dan Eropa Timur seperti Bulgari, Estonia, Polandia dan Rusia.
“Buyers yang memenuhi syarat diberikan insentif. Yang mencakup harga tiket pesawat bersubsidi, akomodasi, perjamuan dan penawaran harga khusus pada serangkaian perjalanan pre and post fair familiarization di Bali, dan tujuan wisata lainnya selain tempat liburan populer di Indonesia,” jelasnya.
Mencatat pencapaian transaksi BBTF tahun lalu, acara ini dimaksudkan untuk benar-benar dapat mempromosikan “Bali and Beyond”. Dengan destinasi, provinsi Indonesia, dan produk perjalanan dari luar Bali agar bergabung dengan acara promosi pariwisata B2B yang semakin populer.
BBTF 2019 akan dibuka dengan makan malam sebagai sambutan, Rabu (26/6) malam. Dan ditutup dengan acara makan malam pada Jumat (28/6/) malam. Acara ini disponsori oleh Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC), Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Garuda Wisnu Kencana (GWK), Solusi Surya Deswata, dan Starbuck Coffee.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengungkapkan, BBTF tetap diminati oleh pelaku industri pariwisata Bali. Event ini adalah tempat untuk mengenalkan produk-produknya kepada tour operator (TO) dari luar negeri. Pasalnya, setiap tahun penyelenggaraan event promosi pariwisata berkelas internasional tersebut mampu mendatangkan ratusan TO potensial dari sejumlah negara.
Rizki mengungkapkan, TO yang hadir pada setiap promosi pariwisata tahunan ini merupakan travel agent luar negeri yang membawa puluhan ribu wisatawan ke Bali.
“Sehingga BBTF tempat yang tepat bagi industri pariwisata Bali dan sekitarnya untuk mempromosikan produk wisatanya. Karena yang hadir memang pembeli atau TO yang potensial,” kata Rizki.
Hal senada dikatakan Asisten Depduti Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenar Muh. Ricky Fauziyani. BBTF menguraikan komitmen pemerintah untuk menempatkan Pariwisata sebagai tulang punggung ekonomi di banyak tujuan baru di Indonesia.
Bali sebagai pusat kegiatan untuk memamerkan, dan perhatian diarahkan ke-4 destinasi baru sebagai prioritas. Ada Mandalika di Pulau Lombok, Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, dan Komodo Labuan Bajo di Flores yang sudah siap dengan infrastruktur, aksesibilitas, atraksi, fasilitas, dan sumber daya manusia.
“Oleh karena itu setelah acara BBTF berakhir nanti, semua buyers dan sellers akan diajak untuk mengikuti kegiatan Post-Tour dengan beberapa pilihan destinasi,” ujar Ricky.
Dari sisi pariwisata digital, tren teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini diyakini akan memberikan pengaruh besar dalam dunia pariwisata Indonesia di masa depan. Sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan era digital saat ini, BBTF menggunakan pendaftaran, basis data, dan kehadiran dalam sistem berbasis cloud sehingga semua peserta, baik pembeli dan penjual, dapat melakukan transaksi bisnis sesuai dengan jadwal mereka.
“Dari laporan akhir pada sistem ini diharapkan dapat membantu BBTF dalam menyaring dan menentukan market segmen tahun mendatang. Sehingga dapat dipastikan bahwa BBTF 2019 akan lebih terorganisir dengan sistematis dan sangat canggih,” ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, keberhasilan BBTF sejak diluncurkan mewakili sinergi Pentahelix yang digencarkan Kemenpar. Bali sebagai pusat kegiatan dan panggung untuk mempromosikan atau menampilkan tempat tujuan lain.
“Kementerian Pariwisata jelas mendukung BBTF, dengan rekam jejaknya yang luar biasa dan kinerja yang terbukti sebagai pameran travel terkemuka di Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.(***)