JAKARTA – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi arsitek baru dalam perkembangan dunia politik modern. Kebijakannya revolusioner di dalam mengangkat performansi partai berlambang Pohon Beringin tersebut. Airlangga menerapkan formulasi Kebijakan Pilkada Tanpa Mahar dan Survei Obyektif Penetapan Kandidat. Politik berbasis scientific dikuatkan. Hasilnya, konflik internal zero dan kader potensial menjamur. Partai Golkar pun sukses memenangi Pilkada Serentak 2020 hingga 61,1%.
“Masa depan politik Indonesia sudah sangat jelas. Politik yang ideal di Indonesia adalah kombinasi ketokohan dan teknokrat. Pak Airlangga sangat responsif kepada perubahan-peruban tersebut. Apalagi, acuannya jelas seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi),” ungkap Ahli Psikologi Politik Hamdi Muluk.
Menjadi figur politik modern seperti sekarang ini, Airlangga memang seorang yang committed. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini sangat konsisten dalam melakukan transformasi dan pembaruan dalam pengelolan partai. Airlangga tampaknya menyadari bila Golkar adalah sebuah partai besar yang dilengkapi dengan para politisi handal. Dan, Airlangga sudah memberikan arah kebijakan yang jelas.
Mengacu konstelasi Pilkada Serentak 2020, Airlanga memiliki super tim. Kekuatan dan soliditas salah satunya mengalir dari Tim DPP. Tim ini selektif dalam mempersiapkan sekaligus memilih kader hingga kandidatnya. Lebih detail lagi, Tim DPP membuat kebijakan partai yang komprehensif dan strategis dalam hubungannya dengan pemenangan rivalitas di Pilkada Serentak 2020.
“Pak Airlangga sangat mengerti konse strategis politik kepartaian. Dia sanggup melaksanakan secara konsisten, meski tantangan dan kendala sering muncul. Dalam tubuh Partai Golkar muncul a virtuous cycle. Potensi yang dimiliki Golkar bertemu dengan kebijakan partai yang pas. Ketokohan Pak Airlangga ini cocok untuk konteks sekarang,” tegas Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng.(***)